BPS Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Sebesar 3,94 Miliar Dolar AS

- 15 Mei 2023, 15:30 WIB
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Imam Machdi saat membacakan Rilis Berita Statistik di Jakarta, Senin (15/5/2023). (ANTARA)
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Imam Machdi saat membacakan Rilis Berita Statistik di Jakarta, Senin (15/5/2023). (ANTARA) /Antara

KILAS KLATEN - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 kembali mengalami surplus sebesar 3,94 miliar dolar AS.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Imam Machdi.

Imam dalam Rilis Berita Statistik di Jakarta, Senin, 15 Mei 2023 mengatakan neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus sebesar 3,94 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Imam mengatakan, surplus April 2023 ini menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya meskipun tercatat lebih rendah dari April 2022.

surplus neraca perdagangan, lanjut Imam, berasal dari sektor nonmigas sebesar 5,64 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,70 miliar dolar AS.

Selama Januari-April 2023, meskipun sektor migas mengalami defisit 6,01 miliar dolar AS, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas 22,06 miliar dolar AS, sehingga secara total mengalami surplus 16,05 miliar dolar AS.

Baca Juga: Horee! Angka Kemiskinan di Kabupaten Klaten Turun Paling Tinggi se-Solo Raya, Berikut Data dari BPS

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia April 2023 mencapai 19,29 miliar dolar AS atau turun 17,62 persen dibanding ekspor Maret 2023. Dibanding April 2022 nilai ekspor turun sebesar 29,40 persen.

Nilai impor Indonesia April 2023 mencapai 15,35 miliar dolar AS, turun 25,45 persen dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32 persen dibandingkan April 2022.

Disisi lain ekonom LPEM FEB UI Mohamad Dian Revindo mengatakan, konsentrasi negara tujuan ekspor Indonesia meningkat sebesar 54 persen selama periode 2018-2022.

Mengacu pada Trade and Industry Brief LPEM FEB UI, terdapat enam negara yang selalu menjadi negara tujuan ekspor Indonesia, di antaranya Amerika Serikat, China, Jepang, India, Singapura, serta Malaysia.

Konsentrasi pasar ekspor yang tinggi dapat meningkatkan risiko keberlanjutan ekspor Indonesia terhadap guncangan ekonomi di keenam negara tersebut.

Namun, perkembangan tersebut juga menunjukkan belum optimalnya utilisasi berbagai perjanjian perdagangan bilateral maupun regional yang dimiliki Indonesia.

Di satu sisi, jika ditinjau dari aspek mitra dagang utama Indonesia, terjadi penurunan konsentrasi negara asal impor utama dari yang sebelumnya 54,5 persen pada 2021, menjadi 54,1 persen pada 2022.

Baca Juga: UMP Jateng 2023 Terendah, Inilah Profil Kemiskinan di Kota Surakarta Menurut BPS

Dari segi impor, LPEM FEB UI mencatat pertumbuhan impor sebesar 27 persen pada kuartal I-2023. Angka tersebut lebih besar bila dibandingkan kuartal I-2022.

Dengan presentasi neraca tersebut, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dan tetap menjadi salah satu kontributor ketahanan sektor eksternal Indonesia yang tumbuh paling cepat dibandingkan sektor lainnya.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x