Network
KILAS KLATEN – Selama beberapa dekade, Disney telah memberikan sentuhan magis mereka sendiri pada dongeng-dongeng yang cenderung memiliki asal-usul yang sangat kelam. Bukan rahasia lagi bahwa dongeng Little Mermaid karya Hans Christian Andersen tidak berakhir dengan bahagia selamanya untuk karakter utama, seperti saudara tiri Cinderella yang jahat menerima hukuman yang jauh lebih berat atas kekejaman mereka dalam buku Charles Perrault daripada tidak dilamar oleh seorang pangeran, atau Ratu Jahat dari adaptasi Brothers Grimm tidak begitu saja jatuh dari tebing. Peter Pan juga tidak berbeda dalam hal itu.
Ada cerita gelap yang dialami oleh Peter Pan. Anak laki-laki yang tidak tumbuh dewasa ini terlihat aneh, ajaib, dan lebih dari sedikit nakal dalam versi Disney. Kepribadian aslinya dalam buku yang ditulis oleh J.M. Barrie membawa kenakalan itu lebih jauh lagi, tersesat ke wilayah berbahaya dengan karakter Peter Pan.
Baca Juga: Kisah Asli Peter Pan Jauh Lebih Gelap Dibanding Kisah Disney
Dan, kisah gelap Peter Pan merupakan inspirasi yang diambil dari kehidupan nyata J.M. Barrie. Jauh sebelum Peter Pan memulai debutnya di atas panggung dan di halaman buku, James Matthew Barrie telah terpesona dengan ide tentang masa kecil yang abadi.
Pada tahun 1867, James kehilangan kakak laki-lakinya, David, dalam sebuah kecelakaan seluncur es sehari sebelum ia berusia 14 tahun. Saat itu James baru berusia 6 tahun. Kehilangan yang begitu traumatis di usia yang masih sangat muda ini tentu saja memiliki dampak yang kuat bagi James, dan benar saja, hal ini terus mengikutinya selama sisa hidupnya.
Setelah kematian David yang terlalu cepat, James sering memikirkan saudaranya dan terus kembali ke konsep masa kecil dan mengeksplorasi gagasan untuk menganggapnya suci. Dia kemudian berteman dengan anak-anak Davies (dieksplorasi lebih lanjut, namun tidak cukup akurat, dalam film Finding Neverland tahun 2004), yang merupakan hubungan yang kurang lebih terkenal di antara mereka yang akrab dengan asal-usul Peter Pan.
Detail penting lainnya dalam kehidupan J.M. Barrie adalah, meskipun ia terobsesi dengan konsep masa muda yang abadi, ia sendiri tidak pernah memiliki anak. Sebaliknya, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di akhir tahun 1890-an dan awal 1900-an dengan Jack dan George Davies, yang masing-masing berusia empat dan lima tahun saat mereka bertemu dengan sang penulis.
