Tahukah Anda tentang Keberadaan Otak dan Konsep Filosofis Pikiran dan Kesadaran?

- 19 Mei 2023, 20:30 WIB
Tahukah Anda tentang Keberadaan Otak dan Konsep Filosofis Pikiran dan Kesadaran?
Tahukah Anda tentang Keberadaan Otak dan Konsep Filosofis Pikiran dan Kesadaran? /Pixabay
KILAS KLATEN - Ilmuwan dan filsuf di seluruh dunia dan selama berabad-abad telah memperdebatkan apakah pikiran berbeda dari otak. Menurut para ilmuwan, otak adalah organ dan satu-satunya yang ada, sementara tidak ada bukti keberadaan pikiran dalam tubuh manusia!
 
Otak adalah jaringan berbentuk kenari di dalam tengkorak kita yang terhubung ke berbagai neuron dan saraf yang membantu otak untuk mengoperasikan tubuh. Apa pun yang kita lihat, rasakan, atau alami adalah hasil kerja neuron-neuron ini. Namun, para filsuf memiliki pandangan yang berbeda tentang hal ini.
 
Menurut para filosof, akal berbeda dengan otak. Menariknya, banyak filsuf berpendapat bahwa otak adalah pendeteksi pikiran dan bahwa pikiran adalah keadaan kesadaran subyektif di dalam. Jadi, ketika kita melihat, mendengarkan, atau merasakan sesuatu, otak mendeteksi pengalaman indrawi dan menyampaikannya ke pikiran.
 
Keadaan kesadaran pikiran kita membantu kita merasakan berbagai emosi yang unik bagi kita masing-masing. Pikiran, ingatan, keyakinan, perasaan, reaksi, tanggapan, dll. Semua ini adalah bagian dari pikiran sadar kita.
 
Kesadaran kita melibatkan kesadaran tentang keberadaan kita dan dunia di sekitar kita. Manisnya kue, kekasaran perilaku seseorang, tindakan kebaikan, cinta untuk orang tersayang, rasa sakit luka, dan kemarahan karena ketidakadilan, kita merasakan semua emosi ini karena kesadaran pikiran kita.
 
Ilmuwan dan dokter, khususnya ahli saraf tidak menerima konsep pikiran. Menurut mereka, semua yang kita alami adalah karena pengkabelan dan pensinyalan yang dilakukan oleh sistem saraf.
 
Sedangkan para filosof menyatakan bahwa kita merasa karena adanya kesadaran pikiran. Pengkabelan dan pensinyalan adalah sama di setiap tubuh manusia, tetapi keadaan kesadaran subyektif dari pikiran kita inilah yang memicu respons terpisah.
 
Meskipun secara biologis, para ilmuwan mungkin tampak logis, namun klaim yang dibuat oleh para filsuf tampaknya lebih dapat diterima oleh orang awam.
 
 
Ini sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan kita tentang respons yang kita berikan dan perubahan yang disaksikan tubuh kita ketika bertemu dengan berbagai pengalaman.
 
Perdebatan antara ilmuwan dan filsuf ini telah berlangsung selama berabad-abad dan masih tetap bimbang. Jadi, Anda berpihak pada siapa, tim otak atau tim pikiran atau keduanya?***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: thefactmagic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x