Unjuk Rasa di China Semakin Panas, Pengamat: Jika Xi Jinping Menghentikan Lockdown, Ia Akan Kehilangan Muka

- 30 November 2022, 14:20 WIB
Unjuk Rasa di China Semakin Panas, Pengamat: Jika Xi Jinping Menghentikan Lockdown  Ia Akan Kehilangan Muka
Unjuk Rasa di China Semakin Panas, Pengamat: Jika Xi Jinping Menghentikan Lockdown Ia Akan Kehilangan Muka /reuters

KILAS KLATEN - Unjuk rasa warga China terkait dengan aturan Lockdown yang ketat, semakin panas dan merebak ke sejumlah wilyah di Tiongkok.

Protes menyebar ke berbagai kota-kota besar di China, dimana mereka menuntut agak kebijakan pemerintah tentang nol-covid segera dihentikan.

Namun para analis Tiongkok menyatakan Presiden XI Jinping tidak akan menyerah begitu saja dan membatalkan soal ataran zero case.

Para pengamat menegaskan bahwa menyerah bukanlah karakter Presiden China, Xi Jinping.

“ Jika Presiden Xi melepaskan kebijakan nol-COVID, ia akan terlihat ‘gagal’ dan harus bertanggung jawab,” ungkap Teng Biao, aktivis HAM, Pengcara dan cendikiawan China.

Baca Juga: Unjuk Rasa Besar-Besaran Merebak di China, Warga Tuntut Turunkan Xi Jinping

Sementara analis China menyatakan gelombang unjuk rasa kali ini merupakan protes terkuat selama pemerinahan Xi Jipning.

“ Kami tidak ingin dibohongi, kami ingin dihormati. Kami tidak ingin sosok pemimpin, kami ingin pemungutan suara. Jangan mau jadi budak, jadilah warga negara,” teriak para pengunjuk rasa saat mereka turun ke jalanan.

Pada jumpa pers Senin 28 November 2022 juru bicara menteri luar negeri China Zhao Lizian menegaskan tidak ada rasa frustasi terhadap protokol COVID di negara itu.

“ Kami percaya bahwa dengan kepemimpinan Partai Komunis  China dan kerja sama serta dukungan seluruh rakyat China, perjuangan kami melawan COVID-19 akan berhasil,” ujar Zhao Lizian.

Gelombang protes yang merebak di China dianggap memalukan XI, namun menurut analis tidak ada yang bisa mempengaruhinya. Karena Xi punya kendali  dan kekuatan atas partai, militer, keamanan dan propoganda di China.

Baca Juga: Warga China Ngamuk Berbondong-Bondong Tolak Lockdown

Analis China juga menyampaikan apabila Xi tunduk terhadap tekanan publik , itu menunjukan bahwa ia terlihat lemah.

Dan kemungkinan besar rakyat China akan kembali protes apabila mereka mengiginkan perubahan.

“ Jika ia melepaskan ( Kebijakan nol-Covid), berarti kebijakan itu  telah gagal dan dia harus bertanggung jawab  untuk itu. Ini membuatnya kehilangan muka,” jelas Teng Biao, Aktivis HAM, Pengacara dan Cendikiawan China.

Sementara pakar penyakit menular  Amerika Serikat Dr Anthony Fauci mengemukakan bahwa ketergantungan China  pada lockdown agak kejam dan sangat tidak masuk akal untuk kesehatan masyarakat.

Sebenarnya ambisi China untuk mencapai zero case Covid-19 cukup berhasil.

Hal tersebut terbukti dengan kematian per kapita  akibat Covid 19  di China salah satu yang terendah di dunia.

Baca Juga: Xi Jinping Sumringah di Bali, Sementara Rakyat China Masih Terkurung Aturan Pandemi

Tercatat hingga saat ini jumlah kematian akibat Covid-19 di China  mencapai 5233, dan sebagaian besar kematian terjadi pada tahun  2020.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x