Dubes AS Dukung Upaya ASEAN Pertahankan Tatanan Internasional Berbasis Aturan di Indo Pasifik

- 27 Mei 2023, 19:50 WIB
Dubes Amerika Serikat untuk ASEAN, Yohannes Abraham berpose dalam sesi wawancara khusus bersama Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat (26/5/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Dubes Amerika Serikat untuk ASEAN, Yohannes Abraham berpose dalam sesi wawancara khusus bersama Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat (26/5/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp. /

KILAS KLATEN - Amerika Serikat mendukung upaya-upaya organisasi regional tersebut untuk mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan di Indo-Pasifik.

Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Yohannes Abraham.

Dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Jumat, 26 Mei 2023 Abraham menegaskan kembali bahwa kemitraan AS-ASEAN, yang telah berjalan selama 45 tahun, didasarkan pada prinsip-prinsip dan sistem hukum internasional, dan perlindungan terhadap hak-hak kedaulatan bangsa-bangsa demi terciptanya stabilitas di kawasan.

Abraham, saat ditanya mengenai kehadiran China yang telah meningkatkan pengaruhnya di Indo-Pasifik mengatakan pihaknya senang bisa bekerja sama dengan ASEAN dalam mempromosikan dan mempertahankan serta meningkatkan sistem hukum internasional berbasis aturan.

Ia berharap akan ada kesempatan bagi kami agar bisa meningkatkan kerja sama ini di masa mendatang.

Baca Juga: Indonesia dan Vietnam Sepakati Kerjasama di Sektor Digital Guna Mendorong Literasi di Kawasan ASEAN

ASEAN menjalin hubungan kerja sama dan dialog kemitraan dengan negara-negara di luar kawasan dan organisasi, lembaga sub-regional, regional, dan internasional.

Adapun AS telah menjadi mitra wicara ASEAN sejak 1977.

Menurut Abraham, Asia Tenggara adalah kawasan yang penting dan dinamis.

ASEAN memiliki peran sentral dalam menjaga stabilitas di Indo-Pasifik.

Abraham menambahkan bahwa AS akan selalu bekerja sama dengan dan melalui ASEAN untuk berkontribusi menciptakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

“Ini merupakan kepentingan nasional AS untuk melihat ASEAN sejahtera, mandiri, tangguh, dan kami ingin bekerja sama dengan ASEAN untuk keuntungan bersama kami,” ujar dia.

"Kami juga ingin melihat penegakan dan peningkatan sistem internasional berbasis aturan ini, yang memungkinkan stabilitas dan kemakmuran yang berkelanjutan," katanya.

Indo-Pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang mencakup 65 persen dari perekonomian dunia.

Wilayah tersebut juga merupakan tempat tinggal bagi lebih dari setengah penduduk dunia sehingga banyak negara yang berebut pengaruh di kawasan itu.

Dalam KTT ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 11 Mei 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ASEAN harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan yang meningkat di kawasan Indo-Pasifik.

Baca Juga: Menkominfo Apresiasi Fasilitas di Media Center KTT ASEAN ke-42

Menurut Jokowi, salah satu cara untuk meredam ketegangan di kawasan adalah dengan menerapkan Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik.

Pandangan tersebut mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif alih-alih kompetisi dan rivalitas, serta menegaskan bahwa ASEAN tidak akan berpihak pada negara besar mana pun dan akan menjaga perdamaian kawasan Indo-Pasifik.

Disisi lain, Yohannes Abraham juga mengatakan bahwa AS menyambut baik adopsi peta jalan Timor Leste untuk menjadi anggota organisasi regional itu secara penuh.

“Setahu saya, Indonesia telah bekerja dengan baik saat menjadi tuan rumah ASEAN," kata Abraham kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, 26 Mei 2023.

ASEAN menjalin hubungan kerja sama dan dialog kemitraan dengan beberapa negara di luar kawasan, termasuk organisasi, lembaga subregional, regional, dan internasional.

Adapun AS telah menjadi mitra wicara ASEAN sejak 1977.

Menurut Abraham, AS sangat berkomitmen mendukung sentralitas ASEAN.

Dia menambahkan bahwa AS dan ASEAN memegang teguh nilai-nilai yang sama, termasuk dalam menghormati sistem hukum dan prinsip-prinsip internasional berbasis aturan yang melindungi kedaulatan semua negara.

Sebelumnya, pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo pada 10-11 Mei lalu, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat bergabung kepada Timor Leste sebagai bagian dari keluarga ASEAN yang baru dan untuk pertama kalinya hadir dalam KTT organisasi regional tersebut.

Baca Juga: Menkominfo Menilai Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN sebagai Etalase Transformasi Digital Indonesia

Timor Leste secara resmi mengajukan diri untuk menjadi anggota ASEAN pada 2011, tetapi baru disetujui pada KTT di Phnom Penh, Kamboja, November tahun lalu.

Dili masih harus memenuhi kewajiban sebagaimana yang sudah disepakati dalam peta jalan, yang telah diadopsi oleh para anggota ASEAN pada KTT ke-42 di Labuan Bajo, sebelum bisa diterima menjadi anggota ke-11 ASEAN secara penuh.

Peta jalan tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh Timor Leste untuk partisipasi penuh, termasuk dalam memenuhi perjanjian atau traktat yang ada dalam tiga pilar ASEAN; politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x