Komunitas Pegiat Cetche Perkenalkan Seni Jakarta Coffee Week 2023

7 November 2023, 08:55 WIB
Komunitas Pegiat Cetche Perkenalkan Seni Jakarta Coffee Week 2023 /ANTARA/Uyu Septiyati Liman/Hasil karya seni cethe yang diperlihatkan di Jakarta Coffee Week 2023 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu (4/11/2023)./

KILAS KLATEN - Seni menghias rokok menggunakan ampas kopi, dari Tulungagung, Jawa Timur yakni komunitas pegiat cethe, yaitu memperkenalkan seni tersebut di Jakarta Coffee Week 2023.

“Seni ini berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, dan seni ini sudah menjadi seperti tradisi, sehingga Tulungagung selain disebut sebagai ‘Kota Marmer’ juga disebut ‘Kota Cethe’,” kata salah satu pegiat, Dany Agus Setiawan kepada ANTARA di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu, 4 November 2023.

Ampas kopi dikeringkan dengan ditutup tisu selama beberapa saat sebelum digunakan untuk menghias rokok kemudian material tersebut dicampurkan dengan susu kental manis dengan perbandingan 2:1, kata Dany menjelaskan rangkaian cethe.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata di Tulungagung Paling Menarik yang Wajib Anda Kunjungi

Campuran itu dapat ditambahkan susu kental manis lagi atau air agar dapat digunakan dengan mudah untuk menghias rokok menggunakan tusuk gigi jika masih terlalu kental.

Kompetisi seni cethe digelar setiap beberapa bulan sekali di Tulungagung, tutur Dany, setiap seniman yang berpartisipasi memiliki teknik dan ciri khas masing-masing.

“Jadi, setiap orang punya ciri khas masing-masing, misalnya ada yang suka menggambar motif batik, simetris, atau abstrak,” kata Dany menjelaskan.

Juri kompetisi cethe biasa memiliki beberapa kriteria penilaian, seperti keunikan motif, kerapian hasil karya, serta kebersihan gambar.

Baca Juga: Kampung Coklat Blitar Jawa Timur, Liburan Sambil Belajar Bisnis

Pelukis seni cethe harus memperhatikan racikan ampas kopi yang digunakan sebagai “cat” menggambar karena jika cairan tersebut terlalu basah, pinggiran dari motif yang dibuat lama kelamaan akan berwarna cokelat.

“Kalau racikannya pas, setelah kering ini nanti warnanya bisa bertahan sampai setahun jika disimpan dalam wadah kedap udara,” ucap Dany.

Jika racikan cethe yang dihasilkan tepat, maka motif yang digambar akan tetap berwarna hitam walaupun cairan ampas kopi sudah kering.

Baca Juga: Wisata Air Terjun Talang Kemulun Jambi, Menikmati Udara yang Sejuk dan Menyegarkan

Oleh karena itu, sebaiknya kopi yang digunakan untuk menghasilkan seni cethe adalah jenis Kopi Ijo khas Tulungagung karena ampasnya yang berwarna hitam pekat.

Menurut Dany, sebagian besar pelaku seni cethe melakukan hal tersebut hanya sebagai hobi, namun, tidak sedikit pula hasil karya mereka yang dijual untuk koleksi.

Cethe di Tulungagung, dikatakan Dany, mirip dengan seni menghias rokok di Rembang, Jawa Tengah, yang disebut nglelet.

“Di Rembang juga ada seni yang mirip, namanya nglelet, tapi, kopinya beda jenis. Kalau di sana kopinya lebih coklat,” ujar Dany.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler