KILAS KLATEN - The Japan Foundation Jakarta menggandeng Galeri Nasional Indonesia (GNI), Museum dan Cagar Budaya Kemendikbud Ristek, menggelar perhelatan pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” untuk memperkenalkan sejarah dan budaya boneka Jepang.
Perhelatan ini memaparkan macam-macam jenis boneka Jepang melalui empat sudut pandang, yaitu Boneka sebagai doa bagi kesehatan anak, Boneka sebagai sebuah karya seni, Boneka sebagai bagian dari kesenian masyarakat dan Penyebaran kebudayaan boneka di Jepang.
Sebanyak 67 karya boneka tradisional dan modern dipamerkan pada pameran ini yang disertai penjelasan sejarah, fungsi, dan penyebarannya dalam kebudayaan masyarakat Jepang.
Adapun lima karya pilihan kurator yang merupakan Kurator Museum Nasional Tokyo, Mita Kakuyuki dalam pameran tersebut yaitu:
1. Boneka "Amagatsu" dan Mochizuki Reikou
Kedua boneka ini digunakan untuk mendoakan kesehatan bayi.
Boneka tersebut dipersiapkan sebelum bayi lahir dan diletakkan dekat bantal bayi yang sudah lahir sebagai pengganti bayi yang mengalihkan roh jahat agar tidak mengganggu bayi.
Amagatsu telah digunakan oleh keluarga kekaisaran Jepang selama lebih dari 1.000 tahun hingga saat ini.
Bentuknya sederhana seperti huruf T karena boneka ini juga berfungsi seperti gantungan baju untuk bayi yang baru lahir.