Jangan Lewatkan Gerhana Bulan Total Terakhir Tahun Ini, NASA: Tak Akan Terjadi Gerhana Bulan Total Hingga 2025

- 8 November 2022, 12:52 WIB
Gerhana bulan
Gerhana bulan /Pixabay/dazweb/

KILAS KLATEN - Tahun 2022 adalah tahun yang memiliki kesempatan kedua kalinya untuk melihat Gerhana Bulan Total.

Gerhana Bulan Total sebelumnya terjadi pada Bulan Mei dan setelahnya terjadi pada 8 November 2022.

NASA mengungkapkan bahwa fenomena ini sebagian besar akan terlihat setidaknya di seluruh Asia Timur, Australia, Pasifik dan Amerika Utara.

Astro Fisikawan dari NASA menyampaikan bahwa rata-rata Gerhana Bulan Total terjadi kira-kira setiap 1,5 tahun sekali.

Alphonse Sterling, Astrofisikawan NASA menambahkan bahwa tahun ini bulan telah memberikan banyak kesempatan melihat gerhana.

Baca Juga: 8 November 2022 Gerhana Bulan Total, Kemenag Ajak Umat Salat Khusuf

Astro Fisikawan NASA Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama menyatakan bahwa Gerhana Bulan Total November 2022 harus dimanfaatkan karena Gerhana Bulan Total berikutnya tidak akan terjadi lagi hingga tahun 2025.

Gerhana Bulan Total terjadi disebabkan adanya bayangan bumi sepenuhnya di atas bulan.

Bayangan bumi dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: umbra dan penumbra.

Umbra merupakan bayangan bagian terdalam dari cahaya langsung matahari yang terhalang sepenuhnya.

Penumbra adalah kebalikan dari umbra yaitu bayangan bagian terluar dari bayangan cahaya yang terhalang sebagian.

Gerhana Bulan Total terjadi selama bulan dan matahari berada di sisi yang berlawanan dari bumi.

Baca Juga: BESOK! Jangan Lewatkan Gerhana Bulan Total, Inilah Tata Cara Sholat Gerhana

Gerhana bulan tidak terjadi setiap tahun disebabkan bulan menyelesaikan orbit mengitari bumi setiap 27 hari.

Orbit bulan mengelilingi bumi relatif miring daripada orbit bumi mengelilingi matahari.

akibat dari beda kemiringan orbit, bulan sering melintas di bawah atau di atas bayangan bumi.

Gerhana bulan mungkin hanya terjadi ketika bulan relatif berada tepat di belakang bumi terhadap matahari sehingga orbit sejajar.

Baca Juga: BESOK! Jangan Lewatkan Gerhana Bulan Total, Inilah Tata Cara Sholat Gerhana

Gerhana Bulan Total memiliki fitur lain yang mengakibatkan munculnya rona berwarna merah.

Rona warna merah terjadi akibat pembiasan, penyaringan, dan penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi.

Fenomena hamburan warna merah disebut dengan hamburan Rayleigh, sesuai dengan nama Fisikawan Inggris pada abad ke-19 yaitu Lord Rayleigh.

Hamburan Rayleigh juga menyebabkan adanya warna merah pada saat matahari terbit dan terbenam.

Warna merah diakibatkan oleh cahaya matahari bertabrakan dengan gas-gas atmosfer bumi karena panjang gelombangnya lebih pendek.

Tabrakan cahaya matahari dengan gas-gas atmosfer bumi tersebut menghasilkan cahaya biru dan cahaya merah.

Baca Juga: Cek Jadwal Gerhana Bulan Total Total di Setiap Daerah, Perlu Alat untuk Melihatnya?

Cahaya biru memiliki gelombang lebih pendek sehingga dapat disaring, sebaliknya cahaya merah memiliki gelombang lebih panjang sehingga tidak mudah untuk dihamburkan.

Cahaya merah sebagian akan dibiaskan atau ditekuk saat melewati gas-gas atmosfer bumi dan pada akhirnya akan menyinari bulan dengan cahaya rona merah sedikit menyerupai darah yang tidak kental.

Rona warna merah pada bulan yang mengalami gerhana penuh dapat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer bumi akibat letusan gunung berapi, kebakaran, dan badai debu.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: NASA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x