Populasi Manusia di Dunia Mencapai 8 Miliar Tahun 2022, PBB Sampaikan Harapan dan Kecemasan

- 18 November 2022, 08:13 WIB
ilustrasi - Populasi Manusia di Dunia Mencapai 8 Miliar Tahun 2022, PBB Sampaikan Harapan dan Kecemasan
ilustrasi - Populasi Manusia di Dunia Mencapai 8 Miliar Tahun 2022, PBB Sampaikan Harapan dan Kecemasan //PIXABAY
KILAS KLATEN- Populasi manusia di dunia berkembang pesat sejak pertama kali hadir 2 juta tahun yang lalu. Bahkan pada 15 November 2022, populasi manusia menurut PBB sudah mencapai 8 miliar.
 
Menurut PBB, pertumbuhan jumlah penduduk tidak pernah secepat sekarang. Laju pertambahan populasi yang cepat disebabkan oleh penambahan panjang umur manusia karena perbaikan kesehatan masyarakat, nutrisi, kebersihan pribadi dan ketersediaan obat-obatan.
 
Pertumbuhan populasi tersebut merupakan hasil dari tingkat kesuburan yang tinggi dan terus-menerus di beberapa negara.
 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan harapan sekaligus kecemasan mereka di tonggak sejarah ini, yaitu populasi dunia yang mencapai 8 miliar jiwa tahun ini.
 
 
Dalam sebuah situs web resminya PBB juga memasang hitung mundur hingga satuan detik hingga penduduk dunia menembus 8 miliar orang pada 15 November 2022 lalu. 
 
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dikutip dari laman resmi PBB, menyatakan bahwa "Tonggak sejarah ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman dan kemajuan, sambil mempertimbangkan tanggung jawab bersama umat manusia untuk planet ini. 
 
Namun, dibutuhkan 12 tahun populasi global untuk tumbuh dari 7 menjadi 8 miliar, dan dibutuhkan sekitar 15 tahun, yaitu sampai 2037, untuk mencapai 9 miliar.
 
"Ini tanda bahwa tingkat pertumbuhan keseluruhan populasi global sedang melambat," Ujarnya. 
 
Berdasarkan Hasil riset yang ditelurkan PBB menyebut angka pertumbuhan populasi dunia berada pada tingkat paling lambat sejak 1950. Kendati melambat, jumlah penduduk bumi diproyeksikan terus bertambah, mulai dari 8,5 miliar manusia per 2030, menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050.
 
 
Negara dengan tingkat kesuburan tertinggi cenderung menjadi negara dengan pendapatan per kapita terendah. 
 
"Oleh karena itu, pertumbuhan populasi global dari waktu ke waktu menjadi semakin terkonsentrasi negara-negara termiskin di dunia, yang sebagian besar berada di Afrika sub-Sahara," Ujarnya menambahkan. 
 
Ia menambahkan bahwa di negara-negara tersebut, pertumbuhan penduduk yang cepat dan berkelanjutan dapat menggagalkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan jalur terbaik dunia menuju masa depan yang bahagia dan sehat.
 
Ia juga menyampaikan kecemasannya bahwa "pertumbuhan penduduk dapat memperbesar dampak lingkungan dari pembangunan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita adalah pendorong utama pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan,"Ujarnya.
 
Negara-negara dengan konsumsi sumber daya material dan emisi gas rumah kaca per kapita tertinggi cenderung ke negara-negara yang pendapatan per kapitanya lebih tinggi, bukan negara-negara yang populasinya berkembang pesat.
 
 
Dalam Memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global, sambil mencapai SDG, sangat bergantung pada pembatasan pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.
 
Namun, pertumbuhan populasi yang lebih lambat selama beberapa dekade dapat membantu mengurangi akumulasi kerusakan lingkungan lebih lanjut pada paruh kedua abad ini
 
Sedangkan menurut Liu Zhenmin, Wasekjen PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial menyatakan, "hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan berkelanjutan sangat kompleks dan multidimensi."
 
Liu juga menambahkan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat membuat pemberantasan kemiskinan, memerangi kelaparan dan kekurangan gizi, dan meningkatkan cakupan sistem kesehatan dan pendidikan, menjadi lebih sulit. ***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x