KILAS KLATEN - Pengguna WhatsApp kini harus meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya muncul berbagai penipuan dengan berbagai modus. Terbaru, modus penipuan dengan berkedok sebar ''undangan pernikahan digital''. Undangan yang di kirim tidak lah menampilkan secara rinci, namun mengarahkan ke link undangan tesebut.
Salah satu yang menjadi korban adalah keluarga Derasmus Kenlopo, asal Kupang, Nusa Tenggar Timur. Menurut informasi, ia kehilangan uang di rekeningnya sebesar Rp 14 juta.
Derasmus menceritakan awal mula kejadian tersebut, istrinya menerima pesan sebuah undangan digital di WhatsApp berupa link undangan. Tidak menaruh curiga, istrinya pun membuka link tersebut untuk memastkan siapa yang menikah.
Nah, tidak berapa lama setelah link undangan tersebut di buka, muncul notifikasi dari bank terkait notifikasi transfer dari rekeninnya ke sejumlah rekening orang lain. Yang menjadi syok, ketika di cek di ATM, saldo rekening anya tinggal Rp 25 ribu.
Setelah ia melapor ke Bank terkait, Deramus mendapatkan keterangan bahwa rekeningnya telah dibobol karena dirinya telah mengirimkan kode OTP. Padahal, ''Saya jelaskan bahwa kami hanya buka undangan nikah, sehingga klik link untuk mencari tahu siapa yang menikah,'' ujarnya.
Dari unggahannya di media sosial tersebut menyebutkan bahwa, dirinya hanya menrima pesan berupa link tautan undangan pernikahan digital, bukan file dengan format .apk.
Modus Lama dengan Gaya Baru
Sebelumnya, modus penipuan undangan pernikahan ini mengingatkan dengan serangan malware kurir yang bernama J&T_Express.apk yang dulu banyak memakan korban sekitar bulan November-Desember 2022. File tersebut dikirimkan oleh seseorang yang berpura-pura sebagi kurir J&T yang seolah ingin mengkonfirmasi bahwa korban akan mendapatkan paket, padahal sebetulnya tidak ada paket sama sekali. Dalam hal ini penerima pesan diarahkan untuk mengklik file lalu menginstalnya.
Setelah dua bulan penyidikan terhadap kasus tersebut, pada 19 Januari 2023 Polri telah membongkar sindikasi serangan. Dari kasus tersebut sebanyak 58 orang diduga telah terlibat di dalamnya. 13 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, 25 masih diperiksa dan 20 orang lainnya kini masih buron.