Mengenal 'Sempoa' Bukan Anak Kalkulator

- 6 Februari 2023, 12:05 WIB
Mengenal 'Sempoa' bukan Anak Kalkulator
Mengenal 'Sempoa' bukan Anak Kalkulator /Diya Meilisa/Kilas Klaten
 
KILAS KLATEN - Apa itu Sempoa? Sempoa merupakan alat bantu hitung yang terbuat dari kayu atau plastic, yang berisi manik-manik untuk hitungan dasar + (penjumlahan), - (pengurangan), x (perkalian), ÷ (pembagian) maupun akar kuadrat. Tujuan selain untuk berhitung, sempoa juga memperkuat mental aritmatika-nya anak.

Masih banyak orang awam tidak mengetahui apa itu sempoa, hingga ketika melihat seorang anak berhitung cepat disebutnya manusia kalkulator. Sedangkan sempoa sudah ada sejak jaman dahulu, 2.400 sebelum masehi.

Sempoa di perkirakan diciptakan oleh bangsa Babilonia dan awalnya sempoa terbuat dari batu. Sempoa sendiri berasal dari bahasa Mandarin yaitu Swipoa yang berarti menghitung, tetapi dalam bahasa inggris sempoa disebut Abacus.

Pengajar dari salah satu bimbingan belajar sempoa bernama Alfia, juga menjelaskan jika belajar sempoa memiliki tahapan. Dari foundation 1 atau tahapan awal, naik level 2 dan seterusnya.
 
 
Tahap awal mengenal angka sempoa, penjumlahan dan pengurangan sederhana. Belajar sempoa juga menggunakan rumus yaitu rumus teman kecil, rumus teman besar, rumus bayang. Kesiapan anak untuk belajar sempoa bisa di mulai sejak usia 3-12 tahun. Karena dalam usia tersebut adalah masa keemasaan otak anak, begitu ucapnya.
 
Alfia juga menceritakan sedikit dari pengalamannya, memiliki anak didik yang phobia dengan angka. Ketika mengikuti les matematika bukan membaik, justru nilai matematikanya menurun. Karena terlanjur phobia angka dari kecil, akhirnya bertemu dan mengenal sempoa anak didiknya menyukai. Lama kelamaan menganggap angka itu menyenangkan.

Bahkan membuat nilai matematika di sekolahnya ikut membaik. Sedangkan sempoa tidak mengajarkan rumus matematika seperti halnya rumus segitiga dll.
 
Alfia bekerja dalam naungan Lembaga sempoa terbesar di Indonesia. Tidak jarang juga anak didiknya berhasil mengikuti lomba dari tingkat provinsi, nasional hingga mengikuti lomba WARP yang diselenggarakan oleh AIAMAA ( Organisasi Sempoa Internasional).
 
 
Alfia juga menambahkan tahapan kenaikan level bukan hanya dilakukan oleh anak didik saja, tetapi pengajar pun juga. Melakukan training atau test kenaikan level. Guna menghasilkan pengajar yang berkualitas dan anak didik yang berhasil.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x