Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2023: Mudik ke Surga Bareng Orang-orang Tersayang

- 21 April 2023, 20:59 WIB
Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2023: Mudik ke Surga Bareng Orang-orang Tersayang
Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2023: Mudik ke Surga Bareng Orang-orang Tersayang /Tangkap Layar

KILAS KLATEN - Hari Raya Idul Fitri 2023 sudah di depan mata. Dalam naskah khutbah Idul Fitri 2023 kali ini mengajak kepada khalayak untuk bersikap baik, tidak maksiat, dan banyak mengingat Allah swt sebagai modal penting untuk dapat mudik kembali ke surga, tempat asal manusia diciptakan pertama kali.  



  اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ   الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلصَّائِمِيْنَ يَوْمَ عِيْدِ الْفِطْرِ مَغْفُوْراً عَنِ الذُّنُوْبِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ رَحْمَتُهُ الْمَطْلُوْبُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْعَجَمِ وَالْعُرْبِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الشَّافِعِ فِي الْيَوْمِ الْمَوْعُوْدِ, وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْوَدُوْدِ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَمَّا بَعْدُ   فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْ مَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَّرَ 
 
Jamaah yang dimuliakan Allah swt,
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Idul Fitri pada pagi hari ini.  

Shalawat dan salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, dan sahabatnya. Semoga, kita semua selaku umatnya mendapatkan berkah dan syafaatnya.

Setelah puasa sebulan penuh tak lupa, khatib mengajak jamaah sekalian untuk dapat meningkatkan takwa kita semua kepada Allah swt.

Baca Juga: Teks Kultum Singkat Tema Mendidik Akhlak yang Baik untuk Generasi Penerus Bangsa

Sebab, hanya ketakwaanlah yang menjadi jaminan kita di sisi Allah swt.

Ketakwaan kita juga yang menjadi kunci untuk memuluskan kita agar mendapat Rahmat-Nya sehingga kita bisa masuk ke dalam surga-Nya yang penuh kenikmatan.  

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah swt, Idul Fitri yang kita rayakan hari ini sejatinya merupakan momentum yang sangat tepat bagi kita untuk dapat kembali ke jalur yang benar untuk mudik ke tempat tinggal kita sesungguhnya, yaitu surga.

Sebagaimana diketahui bersama, pada mulanya, manusia kali pertama diciptakan tinggal di surga, yaitu Nabi Adam as. 

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah swt, Oleh karena itu, kita sebagai anak cucunya, harus dapat menjadi khalifah dari Nabi Adam, penggantinya yang meneruskan dan menjaga bumi sebagai langkah untuk mudik kembali ke surga, tempat kita berpulang.

Sebab, hanya orang-orang yang dapat menjaga nafsunya yang dapat kembali mudik ke tempat asalnya, dalam hal ini surga.
Artinya orang yang tidak merusak bumi, baik secara lahir dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon seenaknya, dan lainnya, ataupun dengan perilaku maksiat.

Selain itu juga orang yang tidak menumpahkan darah, baik secara lahir dengan seenaknya menumpahkan darah orang lain, ataupun secara yang lebih sederhana, yaitu mudah mengeluarkan amarahnya.
 
 
Sementara itu tertuang pulang dalam surat Al Qashash ayat 77 sebagai berikut:
 
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

(QS. Al-Qashash: 77)

Bismillâhi walhamdulillâh wash shalâtu was salâmu ‘ala rasûlillâh,

Wahai saudaraku, kaum muslimin dan muslimat, tahukah kalian di manakah sebenarnya letak rumah kita yang sesungguhnya? Di manakah sebenarnya tempat kita akan kembali dari perjalanan yang singkat ini? Di manakah sebenarnya kampung halaman yang selalu kita rindukan itu? Dari mana bapak dan ibu kita semua berasal, maka di situlah rumah kita yang sesungguhnya, di situlah kampung halaman kita yang sebenarnya, yakni surga yang indah yang sarat akan kenikmatan.

Surga tempat nabi Adam ‘alaihi salam dan ibunda Hawa memulai kehidupan mereka. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah ﷻ

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Baqarah (2): 35).

Sebelum Adam dan Hawa mendiami surganya Allah, sudah ada iblis yang Allah jadikan penghuni surga itu dikarenakan ibadah-ibadah mereka yang menyerupai para malaikat. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam QS Shaad ayat 77-78 berikut.

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌ  - وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

“Maka keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
 
Baca Juga: Teks Kultum Singkat Puasa Ramadhan, Tema Akhlak Baik Kepada Teman

Dari ayat tersebut, maka dapat diketahui bahwa iblis merupakan makhluk yang dulunya juga sebagai penduduk langit, namun dikarenakan kedurhakaannya kepada Allah, maka iblis diusir dari surga dengan keadaan terhina. Kisahnya terdapat firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2): 34.

وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡٓا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ اَبٰى وَاسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ

“Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat:“sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan sombong, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.

Karena kedengkiannya kepada Adam, iblis selalu berusaha agar Adam dan Hawa melanggar perintah Allah seperti yang tersebut dalam surat Al-Baqarah ayat 35 di atas, yakni memakan buah dari pohon yang dilarang. Lantas bagaimana cara iblis itu bisa kembali ke surga untuk menggoda Adam dan Hawa? Bukankah dia telah terusir sebelumnya tatkala dia tidak mau sujud kepada Adam Alaihissalam?

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud rodiyallahuanhu Nabi bersabda, “Tatkala Allah Azza wa Jalla berkata kepada Adam “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.

Iblis menemui mereka berdua di surga. Iblis menemui Adam dan mengatakan, “Wahai Adam, maukah kutunjukkan kepadamu sebuah pohon yang abadi dan kekuasaan yang tidak sirna?”

Dia mengatakan lagi, “Maukah aku tunjukkan pohon yang apabila kamu memakannya maka engkau akan menjadi raja seperti Allah ﷻ atau kalian berdua akan kekal dan tidak akan mati selamanya?***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x