Pengguna Google Pixel Harus Perbarui Ponsel Dalam 10 Hari Sebelum Dihentikan Penggunaannya

- 25 Juni 2024, 19:05 WIB
Ilustrasi Google Pixel Notepad.
Ilustrasi Google Pixel Notepad. /HO/9to5Google

KILAS KLATEN – Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan perintah yang mengharuskan pengguna Google Pixel untuk memperbarui ponsel mereka dalam waktu 10 hari atau menghentikan penggunaannya sama sekali.

Langkah Pemerintah Amerika Serikat terhadap ponsel Google Pixel untuk ini diambil sebagai respons terhadap kerentanan keamanan yang serius yang ditemukan dalam perangkat tersebut.

Pada pembaruan ponsel Google Pixel bulan ini, banyak fitur baru dan pembaruan signifikan diperkenalkan untuk Android, termasuk pembaruan triwulanan CVE-2024-32896 yang sedang diimplementasikan.

Namun, kegembiraan ini terhenti ketika diketahui bahwa firmware mengalami kerentanan serius yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Google Perkenalkan Fitur Termal Adaptif Baru Untuk Ponsel Pixel Dan Atasi Masalah Overheating

Google memberi peringatan kepada pengguna tentang potensi ancaman yang timbul dari kerentanan ini, namun masalah ini memunculkan kekhawatiran lebih lanjut ketika pemerintah AS memutuskan untuk turun tangan.

Pemerintah AS mengambil tindakan drastis dengan memberikan batas waktu 10 hari kepada pengguna Pixel untuk memperbarui perangkat mereka atau berisiko dihentikan penggunaannya sepenuhnya.

Keputusan ini memicu respons yang beragam dari pengguna dan komunitas teknologi, dengan beberapa mendukung langkah pemerintah untuk mengamankan data dan privasi pengguna, sementara yang lain merasa terganggu dengan keputusan yang mendadak ini.

Menurut laporan dari Forbes, perintah ini juga memengaruhi pegawai federal AS, yang diwajibkan untuk memilih antara memperbarui perangkat Pixel mereka sebelum tanggal 4 Juli atau menghentikan penggunaannya sepenuhnya.

Ini menciptakan tekanan tambahan bagi individu dan organisasi yang mengandalkan perangkat ini dalam operasional sehari-hari mereka.

Kerusakan keamanan yang ditemukan, diklasifikasikan sebagai eksploitasi zero-day dengan tingkat keparahan tinggi, memicu respons cepat dari Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA).

Mereka memperingatkan pengguna tentang risiko potensial yang dihadapi jika perangkat tidak diperbarui tepat waktu.

Kerentanan ini memberi peluang bagi penyerang untuk mengakses informasi pribadi pengguna melalui aplikasi berbahaya, mempertimbangkan bahwa solusi patch yang memadai belum tersedia saat permasalahan pertama kali muncul.

Baca Juga: Siap Bersaing Dengan Iphone, Google Adopsi Teknologi Ini Untuk Chip Pixel 10

GrapheneOS, salah satu pengembang alternatif untuk perangkat Pixel, mengonfirmasi bahwa masalah ini sudah dilaporkan sejak bulan April, dengan CVE-2024-29748 sebagai salah satu dari beberapa kerentanan yang telah dieksploitasi secara aktif oleh perusahaan forensik.

Mereka juga menunjukkan bahwa permasalahan ini tidak hanya memengaruhi perangkat Pixel tetapi juga dapat merambah ke perangkat Android lainnya yang belum diperbarui ke versi Android 15.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbarui perangkat Pixel relatif sederhana, dengan pengguna hanya perlu masuk ke Pengaturan, navigasi ke bagian Sistem, dan memilih opsi Pembaruan Perangkat Lunak.

Namun, penting bagi semua pengguna Android untuk mengambil serius peringatan yang dikeluarkan oleh CISA untuk menghindari potensi risiko yang dapat merugikan perangkat mereka.

Reaksi terhadap perintah ini juga mencerminkan kompleksitas dalam manajemen keamanan digital di era modern, di mana perangkat yang terhubung ke internet rentan terhadap serangan cyber yang terus berkembang.

Ini menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam memastikan keamanan publik dan juga tanggung jawab pengembang untuk memberikan solusi yang cepat dan efektif terhadap kerentanan yang muncul.

Baca Juga: Siap Menantang Genmoji iPhone, Google Pixel 9 Akan Dilengkapi Dengan Asisten Kreatif Berbasis AI

Dalam konteks ini, pengguna dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan untuk bertindak cepat dan proaktif dalam mengamankan sistem mereka, sejalan dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan yang terus berkembang.

Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah AS dalam kasus ini dapat dianggap sebagai langkah awal yang penting dalam melindungi infrastruktur digital dari ancaman yang semakin kompleks dan serius.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Wccftech


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah