Network
KILAS KLATEN-Tidak semua orang menikmati film yang membuat kita menangis, tetapi ada sesuatu yang menghibur ketika berhasil menangis karena terbawa suasana dan cerita dalam film.
Mungkin menonton film sedih di tengah pandemi yang membuat kita terkekan berada di dalam rumah terus bukanlah ide yang bagus untuk pelarian diri.
Tetapi mungkin beberapa orang punya alasan lain untuk menangis. Namun, tidak semua ending di film yang direkomendasikan ini akan berakhir sedih ada pula yang ada yang memiliki akhir yang bahagia.
Baca Juga: Resmi! Daftar Pemain Pelantas PBSI Tahun 2022 Dirilis, Sejumlah Nama Besar Dicoret
Call Me By Your Name
Pada tahun 1983, Elio Perlman (Timothée Chalamet) yang berusia 17 tahun menghabiskan musim panas bersama keluarganya di Italia.
Segera, Oliver (Armie Hammer), seorang mahasiswa doktoral yang magang untuk ayah Elio, muncul dan mengubah dunia Elio.
Karena sering menghabiskan waktu bersama, keduanya tiba-tiba jatuh cinta dan membuat kita semua menangis dan mengaduk-aduk perasaan—dan dengan adegan perapian eksistensial terbaik yang pernah ditampilkan di film.
Selain memiliki alur cerita yang bagus, film garapan Luca Guadagnino memiliki sinematografi dan OST yang indah.
Berkat itu pula, film tersebut di tahun 2018 masuk ke nominasi ajang perfilman sebagai salah satu film untuk kategori Film Terbaik.
One Day
Film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki yang bekerja di perusahaan. Pemuda itu bernama Denchai (Chantavit Dhanasevi).
Di perusahaannya Denchai pun jatuh cinta dengan kawan satu kerjanya bernama Nui (Nittha Jirayungyurn).
Pria itu hanya mampu memendam perasaannya saja karena Nui tidak pernah menganggapnya ada. Ia hanya bisa melakukan hal hal kecil seperti mengirimkan lagu dari band favoritnya di layar komputernya.
Namun, tak disangka ada kejadian yang ajaib karena saat liburan ke Jepang bersama karyawan lain.
Nui mengalami kecelakaan saat bermain salju dan Denchai pun menolongnya. Nui mengalami hilang ingatan selama sehari.
Selama satu hari itulah, Denchai berpura-pura menjadi pacarnya dan melakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan bersama Nui, meskipun awalnya ia tak percaya jika Denchai yang tak berparas tampan itu adalah pacarnya.
Baca Juga: Resmi! Daftar Pemain Pelantas PBSI Tahun 2022 Dirilis, Sejumlah Nama Besar Dicoret
Minari
Film ini mengisahkan keluarga Korea yang pindah dari negara dan menetap di Amerika Serikat.
Keluarga itu mencoba beradaptasi dengan lingkungan Arkansas yang masih konservatif dalam hal keagamaan dan sosial.
Namun,dalam film ini bukan jalan ceritanya yang mendapat sorotan, melainkan bagaimana karakter nenek dan sang cucu yang menjadi daya pikat para penonton.
Film Minari menunjukkan sosok ‘nenek’ yang memberikan performa yang hangat nan membara.
Terlebih adegan antara sang nenek dan David (cucunya) yang menghadirkan perasaan gemas, kesal, lucu, dan sedih secara bergantian.
Hal ini pun membuat film berdurasi 115 menit ini menjadi tontonan yang cukup segar untuk ditonton.
Namun sebenarnya, selain kesegaran yang terdapat dalam film ini juga terdapat adegan menyedihkan ketika penyakit sang nenek kambuh.
Baca Juga: Jadwal 7 Film yang Tayang di Televisi (TV) Hari Ini, Jumat 28 Januari 2022
Railways
Railways merupakan film Jepang garapan Masatoshi Kurakata. Film tersebut tak hanya menonjolkan cerita terkait kereta api saja, melainkan juga menonjolkan sisi perjalanan yang membuat penonton turut menikmati pemandangan desa yang menyejukkan.
Tentu saja perpaduan kereta api dan perjalanan yang menghadirkan pemandangan alam menjadi perpaduan yang tepat untuk sebuah kisah yang menghangatkan hati.
Film ini dimulai dengan premis seorang pekerja kantor berumur 49 tahun bernama Hajime Tsutsui (Kiichi Nakai).
Tsutsui bekerja di sebuah perusahaan besar berbasis elektronik dan secara beruntung mendapatkan promosi jabatan.
Di sisi lain, istrinya (Reiko Takashi) sedang sibuk membuka kafe herbalnya di pusat kota dan Sachi (Yuika Motokariya), putri satu-satunya yang masih kuliah tampak tak peduli dengan masa depannya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Webtoon Horor, Bikin Tegang dan Memicu Adrenalin!
Namun, ketika ditawari promosi jabatan, tiba-tiba ibu Tsutsui jatuh sakit yang mengharuskannya menemani ibunya yang tinggal sendirian di kampung halamannya.
Dengan pemikiran yang masak, Tsutsui pun melepas jabatannya di perusahaan dan mencoba menjadi masinis—impiannya sejak kecil.
Perjuangan Tsutsui menjadi masinis inilah yang membuat hati penonton menjadi hangat dan ada adegan yang membuatmu meneteskan air mata.***
