Network
KILAS KLATEN – Waralaba Harry Potter, untuk sebagian besar, bertahan di dunia hiburan dan memiliki basis penggemar yang sangat setia. Namun, ada banyak hal tentang waralaba ini yang membuat orang jengkel. Meskipun merupakan bagian yang tidak penting dari waralaba Harry Potter, permainan Quidditch adalah salah satu elemen paling kontroversial dari kisah sihir ini.
Ada banyak aspek dari Harry Potter yang masih dipegang teguh oleh para penggemar hingga saat ini. Salah satunya adalah permainan Quidditch. Olahraga ini adalah yang paling populer di Dunia Sihir, dan para penyihir menyukai permainan ini seperti halnya para muggle menyukai sepak bola.
Quidditch dimainkan dengan sapu terbang oleh dua tim beranggotakan tujuh orang dan sangat kompetitif. Ini adalah olahraga kontak yang, selain terbang, sebagian besar bebas sihir. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mencetak poin sebanyak-banyaknya, yang berpusat pada penggunaan berbagai macam bola dan gawang. Meskipun cukup berbahaya, ini adalah salah satu kegiatan yang paling disukai oleh para siswa Hogwarts.
Baca Juga: Kematian Fred Weasley yang Tragis di Harry Potter
Sejak Harry Potter hadir di layar lebar, internet telah dipenuhi dengan diskusi tentang permainan Quidditch. Sangat mudah untuk meringkas wacana selama bertahun-tahun dan mengatakan bahwa permainan ini tidak masuk akal.
Sebuah pertandingan Quidditch tidak memiliki jadwal yang nyata seperti di film Harry Potter, dan dapat diasumsikan bahwa sebuah pertandingan dapat berlangsung selama beberapa menit atau berlangsung selama seminggu. Satu-satunya cara untuk membuat pertandingan tertentu berakhir adalah jika salah satu pencari tim merebut Golden Snitch.
Snitch juga biasanya merupakan subjek dalam sistem poin yang cacat. Seperti yang digambarkan oleh binatang Quidditch Oliver Wood di awal waralaba Harry Potter, tim mana pun yang berhasil menangkap Snitch akan menang. Bola emas yang kecil namun agresif ini bernilai 150 poin, dan meskipun menandai akhir permainan, namun tidak menjamin kemenangan bagi penangkapnya
