Network
KILAS KLATEN - Konflik di Gaza semakin mengkhawatirkan, pada Senin, 20 November lalu, Rumah Sakit Indonesia dihadapi oleh serangan pasukan Israel yang telah memaksa evakuasi sulit dilakukan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, menyampaikan bahwa baru 120 orang berhasil dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza utara, sementara lebih dari 400 orang terluka, 200 staf medis, dan 2.000 pengungsi masih tertahan di sana. pihak rumah sakit kesulitan mengevakuasi korban luka-luka di sana.
Al-Qudra menggambarkan situasi tersebut ibarat 'lingkaran kematian'.
"Tentara Israel menghadirkan ancaman serius di rumah sakit, situasinya seperti 'lingkaran kematian.' Mereka menargetkan siapa pun yang bergerak di sekitar atau di dalam rumah sakit," ujar Al-Qudra, dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga: Tank Israel Kepung RS Indonesia di Gaza, 12 Warga Palestina Tewas
Di samping Rumah Sakit Indonesia, sejumlah fasilitas kesehatan di Gaza bagian utara saat ini mengalami kelumpuhan total karena kekurangan pasokan bahan bakar dan serangan dari pasukan Israel. Fasilitas-fasilitas ini juga mengalami kekurangan suplai air bersih, obat-obatan esensial, dan bahan makanan sebagai dampak dari operasi darat dan udara yang dilakukan oleh Israel.
Berdasarkan data WHO, tercatat sekitar 335 serangan terhadap kompleks kesehatan di Palestina sejak 7 Oktober, dengan 164 serangan di Jalur Gaza dan 171 serangan di Tepi Barat. Serangan-serangan ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan berbagai fasilitas kesehatan, memaksa para pengungsi di rumah sakit untuk melakukan evakuasi.
Hingga saat ini, jumlah korban jiwa akibat konflik antara Hamas dan Israel mencapai setidaknya 13.000 warga Palestina.***
