Bahayanya Media Sosial Terhadap Citra Tubuh dan Kesehatan Mental

- 13 Maret 2023, 19:23 WIB
Ilustrasi sosial media
Ilustrasi sosial media /Pixabay /

KILAS KLATEN – Media sosial dapat memberikan efek negatif terhadap citra tubuh, karena orang-orang membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang mereka ikuti. Saat menelusuri media sosial, melalui akun-akun selebriti dan influencer, kalian mungkin menyadari bahwa semua orang terlihat hampir sama.

 

Entah itu hidung mancung, garis rahang yang dipahat, atau bibir yang montok, banyak dari mereka yang mungkin telah menjalani beberapa bentuk prosedur kosmetik. Sama seperti item pakaian atau gaya tato yang selalu berubah-ubah, begitu juga dengan operasi kosmetik dan prosedur peremajaan kulit. Dan apa yang dulunya tabu untuk didiskusikan, dengan cepat menjadi hal yang biasa bagi para selebriti, influencer, dan orang-orang biasa untuk berbicara secara terbuka tentang prosedur yang telah mereka jalani.

Operasi plastik dan prosedur kosmetik telah mengalami peningkatan popularitas yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, jauh lebih banyak prosedur kosmetik yang dilakukan di AS daripada di negara lain,2 sementara menurut The Aesthetic Society, operasi plastik meningkat tajam popularitasnya pada tahun 2021. Faktanya, prosedur wajah meningkat 55% pada tahun itu.

Baca Juga: Waspada, Chatbot dan AI Bisa Berbahaya Jika Digunakan Sebagai Terapi Untuk Kesehatan Mental

Perlu dicatat bahwa hampir empat dari 10 (38,6%) prosedur kosmetik di AS pada tahun 2019 dilakukan pada mereka yang berusia antara 38 dan 50 tahun. Sebagai masyarakat, kita hampir terobsesi dengan usia muda, jadi mungkin tidak mengherankan jika semakin banyak orang yang mempertimbangkan operasi plastik saat mereka mendekati usia paruh baya.

Orang menua. Ini adalah bagian alami dari kehidupan dan bukan sesuatu yang dapat kita cegah. Tidak seorang pun seharusnya merasa malu dengan perubahan alami pada tubuh mereka, tetapi karena semakin sedikit orang yang membiarkan tubuh mereka menua secara alami, maka semakin sulit untuk menerima proses ini.

Ketika narasi visual yang kita terima adalah bahwa hanya satu jenis wajah yang cantik, hal ini bisa memicu rasa tidak percaya diri yang tak terhitung jumlahnya. Sebanyak apapun kita menggembar-gemborkan keutamaan keragaman ras dan seksual, kita belum cukup menerima berbagai macam fitur wajah yang ada.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Verywellmind


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x