Menelusuri Jejak Dr. Friedrich August Carl: Revolusi Pengobatan Herbal di Hindia Belanda pada Abad ke-19

- 13 Februari 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi - Menelusuri Jejak Dr. Friedrich August Carl: Revolusi Pengobatan Herbal di Hindia Belanda pada Abad ke-19
Ilustrasi - Menelusuri Jejak Dr. Friedrich August Carl: Revolusi Pengobatan Herbal di Hindia Belanda pada Abad ke-19 /pixabay

KILAS KLATEN - Pada masa lalu, ketika pengetahuan kedokteran masih dalam tahap perkembangan, masyarakat Indonesia cenderung mencari pertolongan kesehatan dari para dukun. Praktik ini melibatkan pemberian beragam mantra serta penggunaan obat-obatan herbal sebagai upaya penanggulangan masalah kesehatan.

Praktik semacam ini sepertinya berhasil memikat perhatian dokter asal Jerman, Friedrich August Carl. Pada tahun 1823, Departemen Kesehatan Hindia Belanda menugaskan Carl sebagai dokter di Semarang.

Hal ini menjadi pendorong utama bagi Carl untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap praktik dukun dan menggali informasi tentang penggunaan obat-obatan herbal tradisional yang telah lama menjadi bagian integral dari sistem pengobatan masyarakat Indonesia.

Ketika melaksanakan tugasnya yang pertama, dia merasa heran karena penduduk setempat maupun orang Eropa lebih cenderung mempercayai dukun sebagai penanggulangan masalah kesehatan. Menariknya, banyak dari mereka justru merasa lebih sehat setelah berkonsultasi dengan dukun.

Baca Juga: Minuman Herbal untuk Penderita Autoimun

Sehingga, Carl mempertanyakan alasan keberhasilan tersebut, meskipun metodenya tidak sejalan dengan ilmu kedokteran yang diajarkan kepadanya. Di Hindia Belanda, di mana obat-obatan modern minim, berbeda dengan Eropa.

Pertanyaan semacam ini sebenarnya dipikirkan oleh banyak dokter Eropa lainnya, yang telah lama merasa pesaingan dari dukun. Menurut Hans Pols dalam Merawat Bangsa (2018), pesaingan ini timbul karena masalah akses terhadap pengobatan.

Umumnya, dokter hanya tersedia di kota, jauh dari tempat tinggal mayoritas warga di pedesaan. Ditambah lagi, biaya untuk dokter lebih tinggi. Belum lagi, warga juga merasa cemas terkait rangkaian pengobatan modern yang masih sangat asing. Dengan pertimbangan tersebut, mayoritas orang lebih memilih berobat ke dukun.

Namun, Carl, yang didorong oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, berhasil mengamati praktik dukun dengan cermat.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x