Kecerdasan Buatan Bisa Menjadi Masa Depan Deteksi Penyakit Mental, Benarkah?

- 14 Maret 2023, 18:30 WIB
ILUSTRASI - Dua perusahaan teknologi raksasa dunia, Microsoft dan Google, terapkan teknologi AI generatif di mesin pencari.
ILUSTRASI - Dua perusahaan teknologi raksasa dunia, Microsoft dan Google, terapkan teknologi AI generatif di mesin pencari. /PIXABAY/Alexandra_Koch/

KILAS KLATEN – Kecerdasan Buatan (AI) dapat mendeteksi tanda-tanda perilaku kecemasan dengan akurasi lebih dari 90%. Sensor gerak dapat mendeteksi gejala kecemasan seperti menggigit kuku, buku-buku jari, mengetuk-ngetuk tangan, dll.

 

Teknologi AI dapat menawarkan peluang inovatif untuk meningkatkan hasil terkait kesehatan mental. Teknologi terus menawarkan cara-cara untuk meningkatkan kesehatan mental, dan sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa Kecerdasan Buatan (AI) dapat mendeteksi gejala kecemasan dengan akurasi lebih dari 92%.

Penelitian yang dipublikasikan di Pervasive and Mobile Computing ini dilakukan dengan data dari partisipan dewasa di Pakistan, di mana gerakan direkam dengan menggunakan sensor saat individu melakukan serangkaian aktivitas dalam urutan tertentu. Langkah-langkah dengan teknologi ini memiliki potensi untuk membuka kemungkinan baru untuk mengatasi tantangan kesehatan mental secara lebih efektif.

Baca Juga: Waspada, Chatbot dan AI Bisa Berbahaya Jika Digunakan Sebagai Terapi Untuk Kesehatan Mental

Penelitian ini dilakukan dengan sepuluh partisipan, berusia antara 20 dan 50 tahun, dengan sensor gerak yang digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda perilaku kecemasan. Para peneliti berfokus pada perilaku tertentu untuk mendeteksi kecemasan menggunakan sensor gerak dan teknik pembelajaran mendalam, termasuk menggigit kuku, meretakkan buku-buku jari, mengetuk-ngetuk tangan, dan sebagainya, yang terbukti lebih dari 92% efektif.

Meskipun penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk menilai gejala kecemasan dengan lebih baik, keterbatasan dari penelitian ini adalah jumlah data yang kecil, karena hanya dilakukan dengan total 10 partisipan. Psikolog sosial, dan peneliti untuk studi ini, Gulnaz Anjum, PhD, mengatakan,"Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa kita dapat dengan aman dan nyaman menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan pengukuran, analisis, dan diagnostik untuk kecemasan."

Anjum mencatat bahwa hal ini dapat dilakukan semudah mengenakan jam tangan pintar dengan aplikasi mereka dan memeriksa pembacaannya, setelah tersedia. Ketika mengukur kecemasan hanya dengan menggunakan ukuran, skala, dan penilaian subjektif, Anjum menyoroti bagaimana hal tersebut dapat menyebabkan stres dan kecemasan lebih lanjut di antara subjek dan dokter.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Verywellmind


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x