Mengenal Tradisi Unik Desa Kete Kesu Toraja Sulawesi Selatan

- 10 Februari 2023, 20:35 WIB
Mengenal Tradisi Unik Desa Kete Kesu Toraja, Sulawesi Selatan
Mengenal Tradisi Unik Desa Kete Kesu Toraja, Sulawesi Selatan /@ketekesutoraja/Instagram

KILAS KLATEN - Kete Kesu adalah salah satu desa di Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Tempat wisata ini, yang memiliki keindahan alam pengunungan dan adat istiadat.

Kawasan tersebut dijadikan cagar budaya oleh pemerintah Kabupaten Toraja Utara dan UNESCO sejak tahun 2009. Perkampungan tersebut, menyimpan kuburan batu purbakala yang berusia 500 tahun lebih, berbentuk seperti sampan atau perahu.

Pemakaman berjejer berada di tebing atau gua. Tradisi unik desa Kete Kesu, berupa upacara kematian atau dikenal Ma'nene. 

Penduduk menganut agama kristen, sebagian kecil islam, dan kepercayaan Aluk Todolo (animisme). Tongkonan adalah rumah adat dihiasi ukiran indah bagi masyarakat Toraja, yang berbentuk seperti kapal terkelungkup, dan terbuat buritan dilapisi ijuk hitam.

Bangunan tersebut menghadap utara, yang diyakini leluhur berada disana. Ada 4 kasta atau Tana, seperti Bulanan (bangsawan tinggi), bassi (bangsawan menegah), Karurung (rakyat merdeka), dan Kua-Kua (hamba).

Selain itu, tradisi unik desa Kete Kesu hanya kasta tertinggi yang diperbolehkan mendirikan tempat tinggal di dekat tongkonan.

Baca Juga: 22 Januari Tahun Baru Imlek, Begini Cara dan Tradisi Orang Tionghoa Merayakannya

Tradisi Unik Desa Kete Kesu

Tradisi Ma'nene

Arti Ma'nene berasal dari kata nene' atau leluhur atau orang yang sudah meninggal, sedangkan ''ma'' bermakna "merawat mayat".

Acara ini, dimaknai orang yang meninggal dapat berjumpa dengan yang masih hidup. Jasad disemayamkan terlebih dahulu dirumah keluarga, dirawat seperti layaknya orang sakit.

Dibawakan makanan, dimandikan, dan tidak meninggalkannya sendiri dirumah. Jangka waktu bisa berbulan-bulan atau sampai bertahun-tahun. 

Masyarakat desa Kete Kesu menyakini jika mereka tidak mengurus dengan baik akan mendatangkan kesulitan.

Baca Juga: Ungkap Sisi Lain Halloween, Tradisi dengan Perputaran Uang Hingga Rp 150 triliun!

Ritual Ma' nene

Ritual ma'nene ini termasuk kedalam Aluk Todo, adanya hubungan antara manusia hidup dengan mati. Tata cara upacara kematian yaitu mengganti pakaian jenazah leluhur selama satu minggu dan waktu pengurusan satu jenazah sekitar 30 menit.

Acara dilakukan bersama keluarga sampai satu desa. Kegiatan tradisi unik desa Kete Kesu, dilaksanakan setelah masa panen di akhir bulan agustus, sehingga kerabat yang merantau dapat mengikuti prosesi. 

Saat peksanaan di desa Kete Kesu, wali keluarga mengeluarkan jenazah dari peti atau patane. Kemudian dibersihkan, pakaian lama diganti baju baru.

Ada juga sesajian berupa makanan yang disukai almarhum seperti kopi, dan berisi sirih. Selanjutnya, mayat di masukkan kembali kedalam kuburan batu.

Proses akhir, berkumpulnya anggota keluarga di rumah adat tongkonan, untuk melakukan ibadah dan makan bersama.

Baca Juga: Mengenal Diwali, Sejarah, Arti, dan Tradisi Perayaan Festival India 24 Oktober

Makna ritual bagi masyarakat, sebagai rasa kasih sayang pada almarhum, membangun hubungan antar keluarga, dan terjalinnya hubungan keluarga yang kuat tak terputus kematian.

Tradisi unik desa Kete Kesu, juga berperan sebagai ajang memperkenalkan anggota muda pada leluhurnya.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Jurnal Candrasangkala, No. 2: 107.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x