Kota Ende Jadi Pusat Peringatan Harlah Pancasila, Ini Keistimewaannya

- 1 Juni 2022, 00:30 WIB
Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, akan menjadi pusat peringatan Hari Lahir Pancasila ke-77 pada 1 Juni 2022.
Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, akan menjadi pusat peringatan Hari Lahir Pancasila ke-77 pada 1 Juni 2022. /BPIP

KILAS KLATEN - Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, akan menjadi pusat peringatan Hari Lahir Pancasila ke-77 pada 1 Juni 2022. Dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), ada sejumlah keistimewaan mengapa Ende diputuskan menjadi pusat peringatan Hari Lahir Pancasila.

Menurut Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono, ketika di Ende inilah ada ruang bagi Bung Karno yang biasanya sangat sibuk mengkonsolidasikan perjuangan nasional, untuk merenungkan dasar-dasar negara yang kelak akan dia pimpin. Di Ende, Bung Karno sadar bahwa Indonesia itu bukan hanya Jawa.

Karena di Ende ini memiliki etnis dan agama yang beragam. Walaupun Bung Karno adalah pejuang dan tokoh dari kalangan Islam, tapi di Ende dia juga berdiskusi dengan tokoh-tokoh agama lain.

"Dari sinilah Ketuhanan menurut Bung Karno tak bisa dipersempit menjadi ketuhanan bagi agama tertentu," kata Prof Hariyono di Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende di sela acara Parade Kebangsaan untuk menyambut puncak Hari Lahir Pancasila 2022.

Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono (kedua tengah) tengah berdiskusi tentang sejarah Pancasila bersama Deputi Hubungan Antar Lembaga, Komunikasi, Sosialisasi, dan Jaringan BPIP Ir Prakoso (pertama dari kiri), Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede (kedua dari kanan), dan Bupati Ende Djafar Achmad (pertama dari kanan).

Selain itu, menurut Prof Hariyono yang berlatar belakang seorang guru besar sejarah dari Universitas Negeri Malang, masyarakat Ende memiliki kemandirian. Ini terbukti bahwa Ende baru bisa takluk dan dijajah oleh Belanda pada 1917.

Selanjutnya, lanjut Prof Hariyono, masyarakat Ende sangat mendukung toleransi. Meskipun, ada etnis dan agama yang berbeda, tetapi masyarakatnya saling berinteraksi.

"Bung Karno menilai Ende adalah miniaturnya Indonesia," kata Prof Hariyono.

Keistimewaan lainnya, Ende juga adalah wilayah yang mencerminkan kemaritiman. Makanya, ketika Bung Karno pidato pada 1 Juni 1945, dikatakan bahwa Indonesia bukan hanya kelautan tetapi lautan yang ditaburi pulau-pulau. Sehingga, negara kepulauan ini tak bisa disatukan jika tidak memiliki dasar negara yang berakar dari nilai-nilai masyarakat.

"Maka ketika di Ende, lima mutiara (sila Pancasila) sudah terlihat dan itulah peran Ende," kata Hariyono.

Halaman:

Editor: Masruro

Sumber: BPIP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x