Network
KILAS KLATEN - Jagad Twitter baru-baru ini diramaikan dengan cuitan pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang menghina Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Begini tanggapan Gus Yusuf.
Seperti diberitakan sebelumnya, penghinaan terhadap Ning Imaz bermula dari cuitan Eko di Twitter yang mengunggah potongan video Ning Imaz.
Dalam potongan tersebut, ada keterangan atau caption berupa ungkapan yang bernada kasar.
“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian tulisan atau caption yang ada dalam video unggahan Eko Kuntadhi itu.
Baca juga: Pegiat Medsos Eko Kuntadhi Hina Ning Imaz Lirboyo di Twitter, Begini Kronologinya
Menurut Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah KH M. Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, pelajaran yang bisa diambil dari kasus tersebut adalah tentang menghormati perbedaan dan bijak dalam bermedia sosial
"Perbedaan pendapat itu wajar. Tetapi tidak boleh menyerang pribadi, apalagi pakai kata-kata kasar," tegas Gus Yusuf sebagaimana dikutip dari NU Online.
Gus Yusuf beranggapan bahwa selain tidak boleh menyerang pribadi, hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai pendapat yang dikemukakan justru memancing kegaduhan.
"Ini yang harus dipahami kita semua. Harus bijak dalam bermedsos, menahan diri, menyampaikan pendapat dengan bahasa yang santun,” ujar Gus Yusuf.
Ia lantas mendorong Eko Kuntadhi untuk meminta maaf kepada Ning Imaz secara langsung. Terlebih, Gus Yusuf menyebut bahwa kultur pesantren di lingkungan NU itu penuh dengan tradisi tabayun atau klarifikasi.
