Network
KILAS KLATEN - G20 merupakan forum ekonomi terbesar di dunia dan tahun ini digelar di Bali.
Indonesia patut berbangga atas kepercayaan yang diberikan menjadi tuan rumah G20.
Namun dalam sebuah wawancara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa G2O yang digelar di Bali merupakan yang tersulit sepanjang sejarah.
Retno menyampaikan hal tersebut tentunya dengan berbagai alasan, salah satunya adalah karena situasi dunia saat ini sangat tidak bagus.
Baca Juga: Menteri Perdagangan RI Harapkan Pameran Pride of Indonesia G20 Jadi Fokus Perhatian Dunia
Retno menyampaikan saat serah terima tuan rumah dari Italia pada saat itu Indonesia menghadapi tantangan yang sangat besar, yakni pandemi Covid 19 dan upaya pemulihan ekonomi yang inklusif.
Menurut Retno tantangan tersebut semakin besar ditambah dengan perang Rusia dan Ukraina.
Dan dampak yang diakibatkan perang Rusia-Ukraina menyebabkan krisis multidimensi.
“ Ini adalah Presidensi G20 yang paling sulit selama ini, tapi kita bersyukur di tengah situasi yang sangat sulit ini paling tidak Indonesia masih bisa mempertahankan G2O tidak pecah,” jelasnya dikutip dari Chanel Youtube Mofa Indonesia.
“ Tidak ada satu pun pertemuan-pertemuan G20 yang dibatalkan, tidak ada satu pun side event yang jumlahnya ratusan yang dibatalkan,” tambahnya.
Baca Juga: Apa Tujuan G20 dan Manfaatnya Bagi Indonesia? Simak Penjelasannya
Retno juga menyampaikan ditengah situasi dunia saat ini yang sangat sulit tidak ada satu pun anggota yang menarik diri dari diskusi dan negoisasi di dalam G20.
Puncak acara G20 akan diadakan 15-16 November di Bali. Hingga saat ini sudah 17 kepala negara yang hadir dan ratusan delegasi maupun tamu undangan.***
