Bapanas Siapkan Program Ibu-ibu PKK untuk Menanam Bahan Pangan Guna Mendukung B2SA

- 18 April 2023, 08:00 WIB
Sarwo Edi Sekretaris Utama Bapanas
Sarwo Edi Sekretaris Utama Bapanas /Antara

KILAS KLATEN - Dalam rangka mendukung penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah menyiapkan program bagi para ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) untuk menanam bahan pangan.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edi saat ditemui di Jakarta, Senin, 17 April 2023 kemarin mengatakan sebagai bagian dari B2SA kami tengah siapkan agar setiap kelompok PKK di setiap desa itu dapat dukungan anggaran untuk dibelikan bibit menanam tanaman-tanaman produktif seperti cabai dan bawang.

Sarwo berharap tidak hanya membudidayakan bahan pangan berupa sayur dan buah, namun para ibu PKK juga bisa membudidayakan bahan pangan yang merupakan protein seperti ikan.

Selain itu program tersebut nantinya diharapkan bisa membantu masyarakat di setiap desa mendapatkan akses lebih mudah pada bahan-bahan pangan dengan kualitas yang baik dan akhirnya mendorong masyarakat bisa menciptakan kreasi pangan bergizi dari bahan lokal.

"Kita harapkan minimal masyarakat bisa dapat protein (dari ikan), sayur dan buah juga dapat. Karena kita ingin mendorong konsumsinya. Masyarakat Indonesia saat ini soalnya masih kurang konsumsi proteinnya, sayurnya, dan buahnya," ujarnya.

Baca Juga: Menilik Potensi Sorgum, Alernatif Pangan di Indonesia

Lebih lanjut, Sarwo mengatakan program pembudidayaan bahan pangan di setiap desa yang ada di Indonesia itu juga sejalan dengan program prioritas Pemerintah dalam menangani krisis pangan.

Program ini direncanakan akan berjalan mulai semester II di 2023. "Kami menantikan anggaran tambahannya turun dulu. Juni lah kita harapkan sudah mulai,"kata Sarwo.

Selain program B2SA, Bapanas juga menyiapkan langkah strategis agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola hingga mengonsumsi makanan. Misalnya seperti program "Indonesia Bebas Food Waste" yang dicanangkan pada 2022 lalu.

Program tersebut diluncurkan agar masyarakat bisa lebih sadar untuk tidak membuat sampah makanan baik itu berupa food waste (sampah makanan konsumsi) maupun food loss (sampah makanan berupa bahan pangan mentah).

 
Sementara itu Bapanas mengajak masyarakat Indonesia untuk mengamankan ketersediaan pangan dengan menekan food waste dan food loss atau sampah makanan dengan lebih bijak saat menyiapkan makanan untuk dikonsumsi.

Menurut Sarwo, Bapanas menjadikan program pengurangan sampah makanan sebagai langkah utama mendukung industri berkelanjutan dengan nama program "Indonesia Bebas Food Waste".

Program pengurangan sampah makanan itu berkaca pada hasil penelitian Dr. Costas Velis dari Universitas Leeds yang mengungkapkan bahwa secara global setiap tahunnya ada 1,3 miliar ton sampah makanan yang terbuang.

Lebih lanjut, Sarwo mengatakan hal itu juga terjadi di Indonesia yang setiap tahunnya ikut membuang sampah makanan sebanyak 23 hingga 48 ton.
Baca Juga: Panen Padi Nusantara Sejuta Hektar, Wabup Klaten: Kebutuhan Pangan Terus Meningkat

"Jumlah tersebut (23-48 ton) makanan yang terbuang itu kalau dikelola dengan baik hasilnya bisa setara dengan kita memberikan makanan untuk 61-125 juta penduduk di Indonesia," kata Sarwo.

Menjelang momen Lebaran 2023 di mana masyarakat kerap memasak makanan untuk disajikan saat bersilahturahmi, pesan untuk menekan makanan yang terbuang semakin digaungkan oleh Bapanas.

Sarwo mengajak masyarakat untuk bisa bijak mengelola bahan makanan agar tidak menjadi food waste semakin digaungkan.

Ajakan untuk mengurangi sampah makanan juga diharapkan bisa sampai kepada para pengusaha atau distributor bahan makanan. Harapannya agar potensi terciptanya sampah makanan yang berasal dari bahan yang belum diolah bisa diminimalisir.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah