Kemenparekraf Agendakan Pertemuan Untuk Penguatan Restoran Indonesia di Inggris dan Belanda

- 26 Mei 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi - Restoran Saji menyediakan berbagai makanan khas Indonesia di Kopenhagen, Denmark, Selasa (6/12/2022). (ANTARA/HO-Restoran Saji)
Ilustrasi - Restoran Saji menyediakan berbagai makanan khas Indonesia di Kopenhagen, Denmark, Selasa (6/12/2022). (ANTARA/HO-Restoran Saji) /

KILAS KLATEN - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan Deputi Bidang Industri dan Investasi selenggarakan pertemuan di Inggris dan Belanda dalam rangka penguatan kapasitas restoran Indonesia di negara tersebut.

Kegiatan tersebut diadakan untuk meraih pendanaan demi mendukung program Indonesia Spice Up The World (ISUTW) yang berlangsung pada 21 dan 23 Mei 2023.

Rizki Handayani, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, 24 Mei 223  mengatakan kolaborasi dari berbagai pihak diperlukan untuk menyukseskan program ISUTW.

Program ISUTW, terang Rizki, merupakan program kolaboratif, artinya target dari program dimaksud memerlukan kolaborasi dari seluruh pihak.

Pemerintah akan berperan sebagai fasilitator dan regulator dan fokus untuk pelaksanaan pendukungan program ISUTW yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu.

Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Kehadiran Film 'Buya Hamka' Sebagai Media untuk Sampaikan Pesan Nasionalisme Berbangsa

Program prioritas pemerintah itu bertujuan untuk mempromosikan kuliner Indonesia guna mencapai nilai ekspor sebesar 2 miliar dolar AS (hampir Rp 29,8 triliun) dan aktivasi 4.000 restoran Indonesia di mancanegara pada akhir tahun 2024.

Adapun rangkaian kegiatan pada pertemuan tersebut antara lain penyusunan daftar pembiayaan, pengenalan teknologi operasional bisnis terintegrasi dengan PT ESB, serta peresmian bisnis kuliner Orient Express di London.

Selain itu, terdapat sesi diskusi dengan tema pendorongan Belanda sebagai pusat kuliner Indonesia di Eropa dan diskusi bersama pemangku kepentingan serta diaspora Indonesia di London dan Den Haag terkait pasar bumbu rempah Indonesia di kedua negara tersebut untuk mendorong ekspor bumbu rempah Indonesia ke pasar Eropa.

Dia menambahkan seluruh aspirasi dan masukkan akan dicatat untuk kemudian dibahas dengan para pemangku kepentingan di Indonesia untuk mendapatkan solusi terhadap tantangan dan tindak lanjut pendukungan program ISUTW.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha kuliner Indonesia di luar negeri adalah sulitnya mengakses pembiayaan dalam pengembangan usaha, karena masih minimnya pemahaman terkait literasi keuangan.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak UMKM untuk Bangkitkan Ekonomi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenparekraf melalui Direktorat Akses Pembiayaan akan memfasilitasi para pelaku usaha restoran Indonesia serta melakukan pendampingan yang terstruktur dan masif.

Fasilitasi tersebut bertujuan agar kegiatan usaha bisa berkembang dan siap mendapatkan pembiayaan dari calon investor serta meningkatkan ekspor bagi pelaku usaha bumbu rempah Indonesia.

Saat ini, salah satu program yang diluncurkan Kemenparekraf untuk mengembangkan bisnis kuliner Indonesia di mancanegara adalah bantuan akses pembiayaan Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar).

Program tersebut berkolaborasi dengan Bank Negara Indonesia (BNI), Bizhare, dan MBN Consulting melalui sumber pembiayaan perbankan, skema penggalangan dana, investasi dari pelaku bisnis besar, kantor keluarga atau korporat, dan venture capital/ private equity.

Selain itu, terdapat pengarahan dan bimbingan terkait perencanaan bisnis, finansial, dan investasi bagi para pelaku usaha kuliner yang mendaftar program tersebut.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x