Namun, pemberian pakan yang kurang bukanlah satu-satunya masalah, karena pemberian pakan yang berlebihan menyebabkan limpasan nutrisi yang mencemari air.
Meskipun akuakultur Indonesia sudah sangat besar, Huzaifah mengatakan bahwa Indonesia baru mencapai 7% hingga 9% dari total potensinya. Beberapa tantangan yang dihadapinya termasuk fragmentasi. Huzaifah menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 34 provinsi dengan praktik bisnis yang berbeda, sehingga ia harus melokalisasi untuk masing-masing provinsi.
Baca Juga: Tak Sadarkan Diri Usai Bangun Tidur, Cak Nun Dilarikan ke RSUP Dr Sardjito
Karena akuakultur sangat penting bagi perekonomian Indonesia, perusahaan rintisan teknologi lainnya juga menangani berbagai aspek industri ini. Selain eFishery, perusahaan rintisan yang baru-baru ini mendapatkan pendanaan termasuk Aruna, Delos, dan FishLog.
Dalam rangka meningkatkan industri akuakultur Indonesia dan meningkatkan jumlah ikan yang diekspor, Hazaifah mengatakan bahwa masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait harus bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur operasi perikanan agar dapat menangani volume ikan yang lebih besar dan meningkatkan kualitas produk.***