Hanya Dibayar Rp 26 Ribu Perhari, Segini Jumlah Pekerja Migran yang Tewas Saat Membangun Fasilitas Piala Dunia

- 2 Desember 2022, 11:00 WIB
Hanya Dibayar Rp 26 Ribu Perhari, Segini Jumlah Pekerja Migran yang Tewas Saat Membangun Fasilitas Piala Dunia di Qatar
Hanya Dibayar Rp 26 Ribu Perhari, Segini Jumlah Pekerja Migran yang Tewas Saat Membangun Fasilitas Piala Dunia di Qatar /PIXABAY
KILAS KLATEN - Piala Dunia Qatar 2022 menorehkan sejumlah kontroversi karena aturan yang diberlakukan tuan rumah.
 
Salah satu aturan yang menuai protes keras dari sejumlah negara Eropa adalah perihal dilarangnya atribut LGBT dalam stadion.
 
Bahkan negara seperti Jerman dan Denmark mengancam FIFA akan hengkang dari Piala Dunia jika memberlakukan aturan tersebut.
 
Hingganya akhirnya FIFA membatalkan aturan tersebut dan memberikan kebebasan untuk membentangkan simbol LGBT di Stadion.
 
Selain aturan LGBT tentang tewasnya ribuan pekerja imigran saat membangun stadion Piala Dunia di Qatar juga menjadi sorotan.
 
 
Banyak para pejuang hak asasi manusia dari Eropa yang menyatakan bahwa Qatar harus bertanggung jawab dengan pekerja yang tewas dan mereka tidak diperlakukan dengan manusiawi.
 
Ketua penyelenggara Piala Dunia 2022 Qatar Hassan Al-Thawadi mengungkap perihal jumlah pekerja imigran yang tewas dalam proyek Piala Dunia 2022.
 
Terungkapnya jumlah pekerja migran yang tewas dalam proyek Piala Dunia 2022 diketahui saat Hassan Al-Thawadi diwawancarai jurnalis senior, Piers Morgan.
 
Morgan mendesak Hasan untuk memberikan angka pasti perihal jumlah pekerja yang tewas dalam proyek Piala Dunia 2022.
 
Berdasarkan laporan dari media Inggris, The Guardian yang menyebutkan bahwa ada sekitar 6.500 pekerja migran asal Asia Selatan yang tewas selama proyek Piala Dunia 2022.
 
 
Dan jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tahun 2020 sejak Qatar resmi diumumkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
 
"Perkiraannya sekitar 400. Antara 400 dan 500 – saya tidak punya angka pastinya, itu adalah sesuatu yang sedang dibahas,”ungkap Hassan.
 
Angka yang dipaparkan Hasan sangat jauh berbeda dengan yang dipaparkan Guardian. Dan pihak pejabat Qatar memberikan klarifikasi.
 
"Ini tidak benar dan mengabaikan semua penyebab kematian lainnya termasuk penyakit, usia tua dan kecelakaan lalu lintas. Juga gagal untuk mengakui bahwa hanya 20% pekerja asing di Qatar yang bekerja di lokasi konstruksi," ujar pejabat pemerintah  Qatar.
 
Jumlah pekerja migran yang tewas dalam pengerjaan proyek Piala Dunia 2022 terus mendapatkan sorotan negatif, terutama para penegak HAM dari Eropa dan Amerika.
 
 
Bahkan mereka mengatakan Qatar memberlakukan pekerja imigran dengan tidak manusiawi dengan upah yang sangat rendah.
 
Para pekerja hanya dibayar Rp26.000 dalam sehari dan tidak mendapatkan tempat tinggal yang layak.
 
Padahal Qatar sendiri menggelontorkan dana sebesar Rp3.500 Triliun untuk Piala Dunia 2022.** 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah