Kun Bokator Jadi Olahraga Baru yang Dipertandingkan pada SEA Games 2023

- 9 Mei 2023, 21:45 WIB
Cabang olahraga Kun Bokator menambah dua emas untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja
Cabang olahraga Kun Bokator menambah dua emas untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja /kemenpora.go.id

KILAS KLATEN - Seni bela diri tradisional Kamboja, Kun Bokator, menjadi olahraga baru yang dipertandingkan pada SEA Games 2023 di negaranya menjadi ladang medali emas bagi kontingen Indonesia pada Senin, 8 Mei 2023.

penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara pada hari keempat itu, Indonesia membawa pulang tiga medali emas dari Kun Bokator.

Kun Bokator merupakan emas pertama hari ini diperoleh dari nomor Bare Hand Form Grup Putra dengan formasi Muhammad Martin Ramadhan, Tedi Hidayat, dan Sendiagi Putra.

Tim tersebut mencatatkan skor 8,75 alias unggul 0,25 poin dari tim tuan rumah Kamboja.

Tim putri Indonesia untuk nomor yang sama juga mendapatkan emas.

Adapun tim yang tampil solid untuk Merah Putih dan unggul atas Kamboja dengan mengoleksi skor 8,5 sementara tim lawan dengan skor 8,33 yakni Rana Oktavia, Riva Hijriah, dan Eni Tri Susilowati.

Baca Juga: Atlet Balap Sepeda MTB Indonesia Bakal Kawal Perlombaan SEA Games 2023 di Kamboja dengan Start Terdepan

Kemudian ada Gema Nur Arifin dan Yazid Hanifam Kurniawan yang menyikat emas dari nomor Duo Group Performance Putra dengan skor 8,67, lagi-lagi mengungguli tim tuan rumah yang harus puas di posisi kedua dengan skor 8,5.

"Menyumbangkan medali emas ke-18 untuk Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat kami bertiga karena ini juga pertama kali kami menyumbangkan emas untuk Indonesia," kata Riana ditemui pewarta ANTARA di Chroy Changvar Convention Center Phnom Penh, Kamboja.

Seni bela diri Kun Bokator dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun dan lahir pada masa kerajaan Khmer, yang wilayahnya meliputi sebagian besar Asia Tenggara.

Memiliki gaya yang anggun, menggabungkan pukulan siku, serangan tulang kering, kuncian dan bergulat, Kun Bakator menjalani debutnya di SEA Games hanya satu tahun setelah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

Seni bela diri itu juga kini semakin berkembang setelah pada satu dekade terakhir hampir punah karena sangat sedikit praktisi Kun Bakator yang menyintas rezim Khmer Merah pada 1970-an.

Namun seni bela diri tersebut telah memenangi hati warga Kamboja yang ingin melestarikan budaya mereka.

Tim Indonesia pun, yang berangkat mempelajari Kun Bokator dengan dasar pencak silat, tak menyangka mampu memberi kejutan bahkan mengalahkan atlet tuan rumah.

Mereka memiliki waktu hanya enam bulan untuk mempersiapkan diri untuk berlaga di SEA Games tahun ini.

"Jujur tidak menyangka karena ini olahraga asli Kamboja. Jadi, rasanya kayak rezeki dan alhamdulillah kami sudah melakukan yang terbaik, hasilnya memuaskan, dan ini memang hasil yang kami inginkan," ujar Eni.

Indonesia nyaris membawa pulang satu emas lagi dari kun bokator nomor tanding kelas 65kg, namun atlet nasional Yudi Cahyadi yang melawan perwakilan dari Vietnam diputuskan kalah 1-2 dari rivalnya dengan mengejutkan di partai final.

Baca Juga: Flairene Candrea Wonomiharjo, Kontingen Asal Indonesia Pimpin Opening Ceremony SEA Games di Kamboja

Meski ia tampil begitu mendominasi dalam tiga ronde, rupanya banyak pukulan Yudi yang dinilai juri tidak masuk poin.

Menurut catatan resmi laman SEA Games 2023 per Senin malam, Indonesia secara total mengumpulkan enam medali emas, delapan perak, dan 13 perunggu pada hari ini.

Selain dari kun bokator, tiga medali emas lainnya untuk Indonesia disumbangkan oleh Abdul Hafiz dari atletik nomor lempar lembing putra, tim bola voli putra, dan atlet sepeda Dara Latifah dari nomor mountain bike eliminate putri.

Namun demikian, perolehan itu tak mampu mempertahankan posisi Indonesia, yang sempat bertengger di peringkat dua tabel perolehan medali, hingga harus rela turun ke peringkat empat dengan total 22 emas, 19 perak dan 43 perunggu.

Disisi lain, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi perjuangan atlet asal provinsi setempat di arena SEA Games XXXII Tahun 2023 yang berlangsung di Kamboja.

Salah satunya memuji kakak-adik atlet balap sepeda asal Lumajang, Zaenal Fanani dan Feri Yudoyono yang berhasil merebut medali emas di nomor "Cross Country Relay" (XCR) dengan sirkuit sepanjang 3,7 kilometer di Phnom Kulen, Siem Reap, Kamboja.

Khofifah mengungkapkan, selain membuat harum nama Indonesia di mata dunia, kakak adik ini juga menjadi kebanggaan bagi daerah kelahirannya di Lumajang, Jatim.

Dengan keberhasilan Zaenal Fanani dan Feri Yudoyono tersebut, cabang olahraga balap sepeda berhasil menyumbang total 4 emas untuk kontingen Indonesia.

Sebelumnya, Feri dan Sayu Bella telah meraih emas di nomor Cross-Country Olympics (XCO). Sedangkan Fanani merebut perak di nomor tersebut.

Pebalap sepeda Indonesia terakhir yang menyumbang medali emas adalah Dara Latifah yang hari ini turun di nomor Cross Country Eliminator (XCE) putri, di Kulen Mountains, Siem Reap. Selain itu, pebalap Ihza Muhammad membawa pulang medali perunggu dari nomor XCE putra.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia U-22 vs Myanmar di SEA Games 2023 Kamboja

Perolehan medali tersebut melampaui target emas Indonesia pada SEA Games 2023 Kamboja setelah meraih medali terbanyak dari lima nomor perlombaan.

Sedangkan negara peserta lainnya seperti Thailand hanya mampu mengemas satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Tuan rumah Kamboja di bawahnya dengan satu perak dan satu perunggu.

Gubernur Khofifah mengingatkan perjuangan para atlet dan jajaran pelatih masih belum usai pada cabang olahraga lainnya di SEA Games 2023.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x