Dari Aceh, Syekh Yusuf beranjak ke Timur Tengah, tepatnya di Yaman, di mana ia belajar kepada Sayyid Syekh Abi Abdullah Muhammad Abdul Baqi hingga mendapat ijazah tarekat Naqsyabandi.
Setelah itu, ia belajar ke beberapa guru di Madinah dan Damaskus, hingga menerima ijazah tarekat al-Ba’laqiyyah, tarekat Syattariyah, dan tarekat Khalawatiyah.
Bagaimana peran beliau di Indonesia?
Syekh Yusuf Tajul Khalwati adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang memimpin pemberontakan dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Pada 1683, ia bersama Pangeran Purbaya dan Pangeran Kidul bergerilya untuk melawan Belanda di Tangerang. Karena Syekh Yusuf Tajul Khalwati dianggap menyulitkan Belanda, ia dibuang ke Sri Lanka yang kemudian dipindah ke Cape Town, Afrika Selatan.
Kendati demikian, Syekh Yusuf Tajul Khalwati tidak berhenti berdakwah. Ia juga merupakan salah satu yang menyebarkan dasar Islam di Afrika Selatan.
Syekh Yusuf juga berperan sebagai penasihat kerajaan dan menulis beberapa kitab terkait tasawuf. Melihat kondisi Indonesia di bawah jajahan bangsa asing, ia pun tidak tinggal diam dan berperan dalam perlawanan terhadap Belanda.
Perlawanan itu kandas, karena ia ditangkap oleh Belanda pada 1683 di daerah Sukapura dan kemudian dipenjara.