Oleh : Titi Wahyu Harjati, S.Sn.*
PIKIRAN RAKYAT - Sebagai seorang guru sudah selayaknya selalu mengembangkan diri dengan cara melakukan inovasi pembelajaran. Teknologi yang maju dengan cepat dan pesat menjadikan metode pembelajaran cepat berkembang. Perlu semangat untuk melakukan inovasi pembelajaran bagi guru. Berikut merupakan contoh inovasi pendidikan dari para guru inovatif:
Pertama, terdapatnya kebutuhan hendak perlengkapan game edukatif( APE) yang instan serta multiguna untuk muridnya, memusatkan Puji, seseorang guru PAUD dari Pekalongan membuat Loker Divergen( Lodi).
Lodi merupakan nama APE yang dia kembangkan. Puji meningkatkan loker yang pada dasarnya merupakan tempat penyimpanan. Tidak cuma selaku tempat menaruh, loker ini pula bisa dimainkan. Lodi diciptakan oleh Puji dengan mengacu pada 6 bidang pengembangan pembelajaran PAUD. Keenam bidang tersebut terdiri atas nilai agama serta moral, raga motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, serta seni.
Kedua, Disqovery inquiry berbasis HDProtens, Arif merupakan guru hayati di SMAN Probur, Kabupaten Alor, NTT. Arif menginisiasi pelaksanaan pendidikan disqovery inquiry berbasis HDProtens, ialah hologram digital proyektor tenaga surya buat tingkatkan mutu pendidikan hayati kelas X di Tapal Batasan Timur SMAN Probur.
Dengan perlengkapan ini, dalam pembelajaran Hayati, membolehkan dilaksanakannya bermacam aktivitas semacam presentasi informasi dalam wujud bacaan, grafik, simulasi, foto, video, animasi, serta instruksi yang bertabiat mandiri( individual) cocok dengan kemajuan belajar.
Media ini bisa membuat sesuatu konsep lebih menarik dengan tampilan 3D( yang listriknya berasal dari tenaga surya) sehingga menaikkan motivasi buat menekuni serta menguasainya. Materi- materi yang lebih dahulu abstrak serta monoton dapat dikemas secara interaktif dan memberikan pengalaman belajar yang baru.
Ketiga, Instrumen Termodinamika Arizenjaya. Guru Fisika SMAN 1 Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Arizenjaya Sambokaraeng menciptakan perlengkapan pengukur tenaga serap barang bercorak. Temuannya itu diberi nama Instrumen Termodinamika Arizenjaya.
Instrumen tersebut bekerja bersumber pada prinsip bawah dari tanda- tanda termodinamika. Perlengkapan ini berbentuk pengukur perbandingan tenaga serap barang bercorak yang dilengkapi dengan postulat. Bila barang mempunyai tenaga serap cocok rupanya, pemberian warna barang bisa diintervensi lewat pemberian tenaga.