Hikmah, Adab dan Cara Berpakaian Menurut Penjelasan Imam Al-Ghazali dari Kitab Minhaj Al-Arifin

- 18 November 2022, 12:30 WIB
Hikmah, Adab dan Cara Berpakaian Menurut Penjelasan Imam Al-Ghazali dari Kitab Minhaj Al-Arifin
Hikmah, Adab dan Cara Berpakaian Menurut Penjelasan Imam Al-Ghazali dari Kitab Minhaj Al-Arifin /Pexels/Mike B/

KILAS KLATEN - Berpakaian, merupakan salah satu indikator pembeda antara manusia dengan binatang.

Saat ini pakaian telah berkembang pesat mengikuti mode. Setiap acara, memiliki jenis pakaian tersendiri. Pakaian pesta, berbeda dengan pakaian tidur, begitu seterusnya.

Pakaian selain berfungsi untuk melindungi diri, menutup aurat, juga berfungsi sebagai hiasan diri.

Dari banyaknya fungsi pakaian untuk kehidupan manusia, ada dua hal penting dalam berpakaian yang harus diperhatikan setiap muslim, yakni: adab dan cara berpakaian secara syariat.

Baca Juga: Anime Wisdom: Nasihat dan Kata-kata Bijak Hikigaya Hachiman untuk Para Jomblo

Berikut ini adab dan cara berpakaian menurut Imam Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I atau yang terkenal dengan nama Imam Al-Ghazali, merupakan adalah seorang filsuf dan teolog muslim asal Persia.

Beliau adalah pemikir besar Islam yang ahli tasawuf. Banyak karya yang Imam Ghazali lahirkan, salah satu karya paling fenomenalnya adalah Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Agama).

Dalam kitab beliau yang berjudul Minhaj Al-Arifin, Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa, pakaian merupakan karunia Allah Swt yang membuat hamba bisa menutup kulitnya (auratnya).

Menurut Sang Imam, pakaian yang terbaik ialah takwa, yaitu sesuatu yang tidak menyibukkan hati seseorang dari Allah.

Baca Juga: Penjelasan Gus Baha Tentang Alasan Dibalik Sikap Sombongnya Perempuan, Simak Agar Tak Salah Paham!

Hal tersebut menjelaskan, bahwa tujuan berpakaian bukan untuk digunakan sebagai ajang pamer harta atau mengumbar gengsi.

Berpakaian itu agar pemakainya tidak sibuk memperindah bagian luar (fisik) semata, sementara bagian dalam (hati) justru terabaikan.

Sang Imam melanjutkan penjelasannya, hendaknya ketika seseorang itu berpakaian, yang perlu diingat ialah bahwa Allah senang menutupi aib hamba-Nya.

Untuk alasan tersebut, tidaklah seseorang itu mempermalukan makhluk-Nya dengan mengumbar kesalahannya.

Baca Juga: Luhut Bersyukur Atas Keberhasilan Presidensi G20 Indonesia 2022, BI-Fast Capai 1.393 Triliun

Beliau dalam kitabnya tersebut juga menyarankan, untuk fokus memperbaiki diri dengan melihat aib sendiri dan memohon kepada Allah agar Dia menghilangkannya.

Dengan demikian, berpakaian tidak sekadar memenuhi fungsi pakaian yang seperti diawal tadi. Melainkan ada fungsi pokok lain, pelajaran, serta makna mendalam berpakaian.

Pakaian itu simbol upaya seseorang untuk menutupi kekurangannya sendiri.

Tidak dibenarkan jika seseorang itu mengumbar kekurangan dan aib orang lain, padahal orang lain tersebut sudah berusaha untuk menutupinya.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya tersebut emngajak kita untuk menutup aib dan kejelekan diri sendiri tidak hanya dengan pakaian luar, tetapi dengan pakaian jiwa secara keseluruhan.

Baca Juga: Fakta Baru Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Bukan Karena Kelaparan

Demikian hikmah, adab dan cara berpakaian menurut penjelasan Imam Al-Ghazali.***

 

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x