Geger di Internet, Inilah Profil Black Rock Sebagai Perusahaan Manajemen Aset

25 Oktober 2022, 19:43 WIB
Geger di Internet, Inilah Profil Black Rock Sebagai Perusahaan Manajemen Aset /

KILAS KLATEN – Black Rock menjadi perbincangan hangat dan mendadak trending di media dunia, tiba-tiba saja perusahaan ini jadi viral di internet.

Black Rock sendiri merupakan perusahaan manajemen aset terbesar dunia yang berpusat dan kantornya ada di Amerika Serikat.

Perusahaan ini sempat memborong sejumlah emiten batu bara Indonesia pada periode berjalan semester II/2022.

Black Rock didirikan pada 1988 sebagai perusahan yang bergerak di bidang manajemen aset institusional, manajemen risiko dan pendapatan tetap.

Baca Juga: Pakai Security Token, Amankan Aset Digital Lebih dari Biasanya

Perusahaan ini kemudian berkembang sangat pesat menjadi besar dalam bidang manajemen aset di seluruh dunia.

Pada Januari 2022 mereka mengelola aset USD 10 triliun, dimana aset ini terakomodasi dari lebih seratus negara di dunia.

Black Rock bahkan mempunyai 70 kantor cabang yang tersebar di 30 negara, meskipun begitu perusahaan ini tidak terlepas dari kritik banyak orang.

Perusahaan ini dianggap mempunyai andil besar dalam kerusakan lingkungan, sosial dan perubahan pada iklim diakibatkan operasionalnya.

Baca Juga: Apa Tranformasi Digital, Big Data, dan Artificial Intelligence Itu? Berikut Rangkuman Informatika Kelas 10

Kritik dari beberapa orang pun silih berganti datang meski transformasi sistemnya ke ramah lingkungan terus dilakukan.

Kritik ini sangat gencar karena diduga terdapat hubungan dekat dengan sistem bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve selama pandemi Covid-19, perilaku anti kompetitif, dan investasi yang belum dilakukan di China.

Pendiri dari Black Rock ini yaitu Larry Fink, Hugh Frater, Susan Wagner, Robert S. Kapito, Ralph Schlosstein, Barbara Novick, Ben Golub, dan Keith Anderson. Perusahaan ini juga menyediakan layanan manajemen aset dengan pendekatan manajemen risiko.

Baca Juga: Harga Bitcoin Fluktuatif, Ketahui 5 Penyebabnya agar Bisa Cuan

Sebelumnya Fink, Kapito, Golub dan Novick pernah bekerja di First Boston degan perusahaan yang juga bergerak dalam manajemen aset dan investasi. Fink dan timnya menjadi pelopor di pasar sekuritas yang didukung hipotek di Amerika Serikat.

Dia juga sempat menjadi kepala First Boston, selama menjadi pimpinan, Fink telah kehilangan USD 100 juta dimana pengalaman tersebut dijadikan motivasi untuk mengembangkan sistem baru manajemen risiko lewat BlackRock.

Tak berhenti di situ, BlackRock juga akan mengumumkan peluncuran layanan baru untuk klien institusional mereka yakni manajemen aset digital terutama dalam bitcoin.

Baca Juga: 5 Cara Mendapatkan Bitcoin Gratis dengan Cepat 2022

Pengumuman ini disampaikan lewat website resmi Black Rock. “Terlepas dari penurunan tajam di pasar aset digital, kami masih melihat minat besar dari beberapa klien institusional mengenai cara mengakses aset ini secara efisien dan hemat biaya menggunakan teknologi dan kemampuan produk kami,” kata perusahaan tersebut.***

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler