KILAS KLATEN - Penipuan dan kasus kejahatan siber di dunia digital menjadi sisi gelap dari kemajuan teknologi informasi.
Pelaku kejahatan siber, meretas data pribadi dan memanipulasinya untuk memperoleh keuntungan.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memang, menawarkan kemudahan bagi masyarakat. Namun, kemudahan itu juga diikuti ancaman baru berupa kejahatan siber (cyber crime).
Pengamat keamanan siber dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Ayu Efritadewi, yang kami lansir dari Antara, meminta waspada terhadap aksi kejahatan siber.
Baca Juga: 4 Cara Scan Foto dan Dokumen Lewat Aplikasi, Situs Web, dan Google Drive, Dijamin Mudah!
Belakangan ini, banyak masyarakat mengaku telah menjadi korban kejahatan siber. Di mana mereka kehilangan sejumlah uang dalam bentuk saldo ebanking secara misterius.
Setelah diungkap, ternyata pelaku kejahatan menggunakan modus terbaru dalam melancarkan aksinya.
Korban diketahui menerima pesan WhatsApp (WA) dari seseorang yang mengaku petugas ekspedisi. Pesan tersebut berisi bahwa korban telah mendapat kiriman paket.
Dalam pesan tersebut, terdapat file dengan judul ‘FOTO PAKET’ yang ternyata file tersebut berekstensi file APK.
Korban yang sengaja tidak sengaja mengklik file tersebut, beberapa jam setelahnya, mendapatan notifikasi uang keluar dari rekeningnya, saldonya pun dikuras habis.
Nah, bagaimana cara menghindari kejahatan Cyber Crime atau kejahatan siber?
Perlindungan data
Pemerintah sejauh ini telah berupaya keras melindungi data pribadi masyarakat di dunia maya.
Namun, masyarakat juga harus waspada dan berhati-hati untuk tidak menyebarkan data pribadi ke pihak yang mencurigakan.
Masyarakat juga disarankan untuk tidak mudah membuka tautan dari seseorang atau pihak yang mencurigakan. Baik itu melalui pesan pribadi di WA, SMS, dan media sosial lainnya.
Pelaku yang tak lain adalah hacker, bisa saja menanam virus pada file atau tautan tersebut, sehingga ketika dibuka, dia bisa mengakses secara penuh ponsel korban dan melakukan kejahatannya.
Cara Menghindari Kejahatan Siber
Kepala Bidang Humas Polda Kepri Kombes Pol. Harry Goldenhardt menyebutkan kasus kejahatan siber yang ditangani penyidik kepolisian beragam.
Sejumlah kiat diberikan untuk mengantisipasi, agar warga pengguna internet tidak menjadi korban kejahatan siber.
Pertama, warga pengguna gawai maupun internet melakukan penggantian password akun surat kawat, m-banking, maupun medsos secara berkala.
Kedua, jangan sembarangan membuka link atau tautan yang masuk ke ponsel ataupun ke akun-akun medsos karena bisa jadi tautan tersebut mengandung virus phising.
Pelaku yang memasang jebakan itu akan mampu mengakses bahkan menguasai ponsel korban, mulai akun sosial media, mbanking, hingga data korban.***