Berbagai Warna Pedang Nichirin Dalam Demon Slayer Dan Kenapa Pedang Nichirin Berbahaya Bagi Iblis

28 Maret 2024, 16:51 WIB
Karakter Demon Slayer Tanjiro Kamado dengan Pedang Nichirin, dari tangkapan layar Twitter/@DemonSlayerUSA /Twitter @DemonSlayerUSA

KILAS KLATEN – Berbicara tentang Pedang Nichirin dalam serial Demon Slayer adalah seperti membuka pintu ke dunia seni bela diri yang menakjubkan, di mana pedang-pedang ini bukan hanya senjata biasa, tetapi juga memiliki makna yang dalam dalam setiap warna dan pola yang mereka miliki.

Dalam cerita Demon Slayer ini, pedang Nichirin bukanlah sekadar alat untuk melawan iblis, tetapi juga menjadi perpanjangan dari karakter dan keterampilan pemburu iblis yang memegangnya.

Pedang Nichirin, yang merupakan senjata paling dipercayai oleh para pemburu iblis, hadir dalam berbagai warna yang mewakili gaya pemiliknya.

Warna-warna ini tidak hanya menambah estetika, tetapi juga membawa makna dan penafsiran tentang karakter yang memegangnya.

Baca Juga: Daftar 9 Hashira Yang Ada Dalam Demon Slayer, Siapa Yang Paling Kuat Diantara Mereka?

Misalnya, pedang dengan warna biru melambangkan gaya Bernapas Air, sementara yang berwarna merah melambangkan gaya Bernapas Api.

Warna-warna ini bukanlah kebetulan semata, melainkan mencerminkan karakteristik dan kemampuan khusus dari para pemburu iblis tersebut.

Seperti Shinobu Kocho, Hashira Serangga, yang memiliki pedang berwarna ungu muda yang mencerminkan gaya Bertarung Serangga-nya, yang merupakan bagian dari Bernapas Air.

Ini menunjukkan bahwa warna pedang tidak hanya terkait dengan gaya Bernapas utama, tetapi juga bisa mewakili gaya spesifik atau subkategori dari gaya tersebut.

Demikian pula, pedang berwarna hitam yang dimiliki oleh Tanjiro memiliki hubungan dengan teknik Bernapas Matahari, yang merupakan teknik asal dari semua gaya Bernapas.

Namun, pedang Nichirin tidak hanya bervariasi dalam warna, tetapi juga dalam pola dan tanda yang terukir di atasnya.

Pola atau tanda ini juga berkontribusi pada kemampuan pedang untuk berubah warna, menambah dimensi lain dalam estetika dan keunikan setiap pedang.

Sebagai contoh, pedang Zenitsu memiliki tanda kilat yang bercabang yang mengubah warnanya menjadi kuning.

Baca Juga: Apakah Muzan Muncul di Film Demon Slayer 2024? Simak Penjelasannya Di Sini!

Meskipun alasan pasti untuk ini tidak pernah dijelaskan secara detail, tetapi hal ini menunjukkan bahwa keunikan setiap pedang tidak hanya terbatas pada warna, tetapi juga pada desain dan karakteristik fisiknya.

Selain itu, beberapa karakter dalam cerita ini juga memiliki senjata lain selain pedang Nichirin.

Misalnya, Mitsuri Kanroji menggunakan pisau berbentuk cambuk berwarna merah muda, sementara Shinobu menggunakan senjata mirip rapier untuk mencocokkan gaya bertarungnya yang berbasis racun.

Ini menunjukkan bahwa kemampuan dan preferensi setiap karakter tidak terbatas pada pedang tradisional, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis senjata, memberikan dimensi baru dalam pertempuran melawan iblis.

Kemudian, ada aspek yang membuat pedang Nichirin menjadi sangat berbahaya bagi iblis, yaitu bahan-bahan legendaris yang digunakan untuk membuatnya.

Pasir Besi Merah dan Bijih Merah dikatakan memiliki kemampuan untuk menyerap energi matahari, yang membuatnya menjadi senjata yang sangat efektif melawan iblis, yang lemah terhadap sinar matahari.

Baca Juga: Kekuatan Sejati Kyojuro Rengoku dalam Demon Slayer, Salah Satu Karakter Paling Tangguh?

Ini menambahkan lapisan kedalaman mistis dalam cerita, menunjukkan bahwa tidak hanya kekuatan dan keterampilan para pemburu iblis yang penting, tetapi juga materi yang digunakan untuk membuat senjata mereka.

Dengan semua ini, pedang Nichirin dalam Demon Slayer bukan hanya merupakan alat untuk melawan iblis, tetapi juga menjadi simbol dari karakteristik, keterampilan, dan kekuatan para pemburu iblis yang memegangnya.

Warna, pola, dan jenis senjata ini mencerminkan keragaman dan kompleksitas dunia yang dibangun oleh karya ini, menjadikan setiap pedang Nichirin sebuah karya seni yang hidup dan berharga.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Screenrant

Tags

Terkini

Terpopuler