Apa Saja Sih Karya Sastra di Era Digitalisasi?

- 19 Januari 2023, 16:01 WIB
Ilustrasi - Apa Saja Sih Karya Sastra di Era Digitalisasi?
Ilustrasi - Apa Saja Sih Karya Sastra di Era Digitalisasi? /pixabay

KILAS KLATEN - Sastra digital yang hadir dan muncul pada awal tahun 2000 sudah mewarnai perkembangan sastra Indonesia.

Sastra digital muncul seiring dengan berkembangnya teknologi digital di Indonesia. 

Salah satu tujuan dari sastra digital ini adalah menjelaskan keunggulan dari sisi penulis, pembaca, dan kaitannya dengan sastra populer.

Pembaca sastra digital adalah orang yang dapat berinteraksi langsung dengan penulis sastra digital melalui media chat dan mailist yang disediakan pada aplikasi.

Pembaca sastra digital dapat juga berperan meyumbangkan pemikirannya dalam menciptakan sebuah karya.

Selanjutnya, sastra digital merupakan bagian dari sastra popular Indonesia dan berperan mengembangkan sastra Indonesia semakin semarak karena jumlah karya, jumlah pembaca dan jumlah penulis meningkat tajam.

Sedangkan era digital sendiri telah mendorong kita untuk memulai gaya hidup baru yang tidak dapat dipisahkan. Semua perangkat elektronik.

Baca Juga: Manfaat Memelihara Hewan Menurut Psikologis, Serasa Punya Bestie

Teknologi digital yang lebih canggih sekarang kini membuat perubahan besar bagi dunia.

Berbagai kelompok yang berbeda sekarang memiliki akses yang berbeda.

Berbagai informasi, dan semua orang dapat menikmatinya dengan bebas.

Generasi muda (milenial) membentuk potensi sumber daya manusia adalah kunci pembangunan utama negara.

Untuk mencapai tujuan ini, Pembinaan dan pendampingan yang berkualitas. Hakikat pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses transfer informasi dan nilai yang ada.

Perkembangan era digital ini bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi kemajuan sastra Indonesia.

Akses internet merupakan kebutuhan bagi masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang bergerak di bidang bahasa dan sastra.

Bahkan seseorang bukan tidak mungkin dianggap ketinggalan zaman kalau tidak mampu mengoperasikan komputer atau gawai dan menggunakan serta mengenal internet dengan baik. Dunia digital atau siber memang telah mengubah dunia sastra secara dramatis.

Istilah sastra digital sesungguhnya tak bisa dilepaskan dari munculnya sastra siber pada awal tahun 2000-an. Kita ingat ketika itu di Indonesia hadir  komunitas-komunitas  (milis) di dunia maya.

Baca Juga: Kenali Ciri Anak yang Menjadi Pelaku dan Korban Bullying

Milis penyair adalah salah satu milis yang merupakan  tonggak lahirnya sastra siber.

Memang, sejak awal tahun 2000-an budaya internet mulai merasuk di kalangan sastrawan kita, terutama generasi muda.

Muncullah apa yang dinamakan “cybersastra” dan mulai menembus tembok-tembok sastra yang selama ini terasa asing bagi para insan sastra pemula.

Mereka tidak perlu gelisah lagi ketika karya mereka tidak bisa dimuat di koran atau majalah, karena perkembangan teknologi informasi memungkinkan mengunggah sendiri karya-karya mereka di akun media sosial yang mereka miliki.

Baik melalui facebook, twitter, whatsapp, steller, maupun instagram. “Keangkuhan” para redaktur kebudayaan media cetak tidak ada artinya bagi mereka.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah