Pulsar Fusion Ingin Menggunakan Fusi Nuklir Untuk Mewujudkan Perjalanan Ruang Angkasa Antarbintang

8 Juli 2023, 09:57 WIB
Para ilmuwan mampu menghasilkan banyak energi dari fusi nuklir.* /LLNL/

KILAS KLATEN – Perusahaan propulsi luar angkasa Pulsar Fusion telah memulai pembangunan ruang fusi nuklir besar di Inggris, dalam upaya untuk menjadi perusahaan pertama yang menggunakan sistem propulsi bertenaga fusi nuklir di luar angkasa.

Teknologi propulsi fusi nuklir, yang bisa dibilang sebagai angsa emas dalam industri luar angkasa, dapat mengurangi waktu perjalanan ke Mars hingga setengahnya dan memangkas waktu tempuh ke Titan, bulan Saturnus, menjadi dua tahun, bukan 10 tahun.

Baca Juga: NASA Gandeng 7 Perusahaan Luar Angkasa Untuk Menjadi Pasukan Orbital

Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi CEO Pulsar Richard Dinan mengatakan kepada TechCrunch dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa tenaga penggerak fusi "tidak bisa dihindari". Selama 11 tahun sejarahnya, perusahaan yang berbasis di Oxfordshire, Inggris, ini fokus pada penelitian fusi.

Baru-baru ini, Pulsar mulai mengembangkan produk yang dapat menghasilkan pendapatan sementara penelitian tersebut terus berlanjut, pendorong listrik efek Hall untuk pesawat ruang angkasa dan mesin roket hibrida tahap kedua. Perusahaan ini juga dianugerahi dana dari Badan Antariksa Inggris pada tahun 2022 untuk mengembangkan sistem propulsi berbasis fusi nuklir, bersama dengan Pusat Penelitian Manufaktur Maju Nuklir dan Universitas Cambridge.

Namun, bagi Pulsar, masa depan perjalanan luar angkasa terletak pada propulsi fusi. Fusi untuk propulsi luar angkasa bisa dibilang jauh lebih sederhana daripada fusi untuk pembangkit listrik di Bumi, karena kondisi di luar angkasa yang sangat dingin dan hampa udara yang nyaris sempurna sangat mendukung untuk terjadinya reaksi fusi.

Baca Juga: Kapal Perang China Adakan Operasi Penyelamatan di Perairan Roket Luar Angkasa Korut

Kepadatan energi yang luar biasa dari reaksi-reaksi tersebut akan menghasilkan kecepatan perjalanan yang sangat cepat, dan hanya membutuhkan sebagian kecil bahan bakar dibandingkan dengan sistem pendorong yang ada saat ini. Salah satu keuntungan dari teknologi ini, meskipun belum didemonstrasikan dalam sebuah sistem, adalah bahwa fisika yang mendasarinya sudah dipahami dengan baik: fusi bekerja mirip dengan matahari kita, dengan mengurung plasma yang sangat panas di dalam medan elektromagnetik.

Kesulitannya, bagi para ilmuwan, adalah menstabilkan plasma tersebut dalam waktu yang cukup lama. Itulah tugas Pulsar selanjutnya, membangun ruang fusi berukuran delapan meter untuk membawa plasma ke temperatur yang sangat panas dan menciptakan kecepatan gas buang yang cukup cepat untuk perjalanan antarbintang.

"Kesulitannya adalah mempelajari bagaimana cara menahan dan mengurung plasma super panas di dalam medan elektromagnetik," kata Direktur Keuangan Pulsar, James Lambert, dalam sebuah pernyataan. "Plasma berperilaku seperti sistem cuaca yang sangat sulit diprediksi dengan teknik konvensional."

Baca Juga: NASA Habiskan $45 Juta Untuk Ratusan Teknologi Luar Angkasa

Perusahaan ini telah memulai pembangunan ruang reaksi di Bletchley, Inggris. Perusahaan ini bekerja sama dengan Princeton Satellite Systems yang berbasis di New Jersey untuk menggunakan simulasi superkomputer untuk lebih memahami bagaimana plasma akan berperilaku di bawah kurungan elektromagnetik.

Keduanya juga akan memodelkan bagaimana perilaku plasma saat keluar dari mesin roket, dan data tersebut akan membantu menginformasikan desain mesin roket Pulsar. Langkah selanjutnya adalah demonstrasi di orbit, di mana perusahaan akan mencoba menjalankan sistem pendorong bertenaga fusi nuklir di ruang angkasa untuk pertama kalinya.

"Jika kita akan meninggalkan tata surya kita dalam masa hidup manusia, tidak ada teknologi lain yang kita ketahui yang dapat melakukannya," kata Dinan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Techcrunch

Tags

Terkini

Terpopuler