PM Jepang Desak Operator untuk Utamakan Keselamatan Pada Pembuangan Air Fukushima

21 Agustus 2023, 11:45 WIB
Anggota kelompok sipil Korea Selatan mengambil bagian dalam pertemuan untuk menyuarakan penentangan terhadap rencana pembuangan air limbah radioaktif Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik, di Seoul tengah, Korea Selatan, (8/7/2023). (Xinhua /Wang Yiliang) /Antara

KILAS KLATEN - Dalam rangka kunjungannya pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 ke pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mendesak operator untuk mengutamakan keselamatan menjelang rencana pembuangan air radioaktif olahan yang disimpan di fasilitas itu ke laut.

Kishida berencana bertemu dengan ketua Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Perikanan pada Senin, 21 Agustus 2023 mengingat para nelayan tetap khawatir akan dampak tindakan tersebut terhadap bisnis mereka.

Sementara Kishida menahan diri menentukan waktu pasti dimulainya pembuangan air tersebut saat kunjungan, dia bersiap untuk bertemu dengan menteri Kabinet lainnya pada Selasa untuk membuat keputusan akhir mengenai hal itu, dengan target akhir bulan.

"Masalah ini merupakan tantangan yang tidak dapat ditunda demi melanjutkan penonaktifan (reaktor yang lumpuh) dan kemajuan rekonstruksi Fukushima," katanya.

Keputusan terakhir akan dibuat setelah memastikan keamanan dan tindakan akan diambil untuk mengatasi potensi dampak buruk pada bisnis, kata Kishida.

Baca Juga: Presiden Ukraina Bakal Hadiri KTT G7 di Hiroshima Jepang

Tomoaki Kobayakawa, presiden operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc, menjelaskan kepada Kishida bahwa perusahaan akan meluncurkan tim proyek untuk mengawasi departemen yang terlibat dalam langkah-langkah mengenai persepsi publik dan masalah kompensasi untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat di manajemen puncak.

Sejumlah besar air terkontaminasi dihasilkan dalam proses pendinginan bahan bakar reaktor yang meleleh di pabrik Fukushima Daiichi sejak hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.

Air tersebut disimpan di tanki setelah menjalani sistem proses cairan canggih yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium, namun wadah penyimpanan mendekati kapasitas maksimum.

Tritium diketahui kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya, seperti cesium dan strontium.

Air yang diolah, yang mengandung sejumlah kecil tritium, akan diencerkan hingga 1/40 dari konsentrasi yang diizinkan menurut standar keselamatan Jepang sebelum dilepaskan melalui terowongan bawah air 1 kilometer dari pembangkit listrik.

Baca Juga: Seniman Jepang Khawatir Akan Dampak AI Terhadap Mata Pencaharian Mereka

Selain nelayan setempat, sejumlah negara tetangga tetap menentang rencana tersebut, dan China memperkenalkan uji selimut radiasi pada impor makanan hasil laut Jepang.

Pemerintah Jepang mempertimbangkan kapan akan membuang air itu sejak Badan Energi Atom Internasional mengatakan dalam laporan akhirnya bulan lalu bahwa rencana pembuangan akan mematuhi standar keselamatan global.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler