Presiden Ukraina Bakal Hadiri KTT G7 di Hiroshima Jepang

- 19 Mei 2023, 19:45 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia ingin bertemu dengan rekannya dari China, Xi Jinping
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia ingin bertemu dengan rekannya dari China, Xi Jinping /

KILAS KLATEN - Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina bakal menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima, Jepang, akhir pekan ini, kata seorang pejabat keamanan Ukraina.

Kendati demikian, kehadiran Zelenskyy bisa membuat Rusia semakin tertekan.

Pasalnya Zelenskyy akan hadir pada hari ketiga yang sekaligus hari terakhir KTT itu pada Minggu, 21 Mei 2023 kata dua pejabat yang turut mengatur acara  G7 yang meminta namanya tidak disebutkan.

Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, kepada stasiun televisi negara mengatakan hal-hal sangat penting akan ditentukan di sana dan oleh sebab itu, kehadiran presiden sangat penting dalam rangka membela kepentingan negaranya.

Kehadiran Zelenskyy dan seruannya dalam meminta  dukungan yang lebih besar untuk Ukraina dalam konflik melawan Rusia itu bakal menambah drama dan urgensi pertemuan itu.

Pemimpin-pemimpin G7 kemungkinan akan mengumumkan rangkaian sanksi terbaru terhadap Rusia dan kolaborasi yang lebih erat dalam menghadapi China.

Baca Juga: Jokowi Hadiri KTT G7 di Hiroshima Jepang

Zelenskyy diperkirakan tiba di Jepang esok Sabtu sore, kata kedua sumber itu. Gedung Putih menolak mengomentari masalah ini.

Pada Jumat, 19 Mei 2023 para pemimpin G7 meletakkan karangan bunga di Hiroshima yang bersama kota Nagasaki dihancurkan oleh bom atom Amerika Serikat 78 tahun lalu yang mengakhiri Perang Dunia Kedua.

Pada KTT itu, pemimpin G7 akan mengumumkan sanksi yang lebih berat terhadap Rusia dan membicarakan strategi dalam menyikapi  konflik yang sudah berjalan lebih dari satu tahun dan belum terlihat bakal mereda.

Sebagai negara-negara terkaya di dunia pada era pasca Perang Dunia Kedua, negara-negara G7 kian menghadapi tantangan dari China yang semakin kuat dan juga dari Rusia yang tidak bisa diprediksi.

Inggris akan mengeluarkan  larangan impor berlian dan logam Rusia, termasuk tembaga, aluminium dan nikel sebagai bentuk dukungan bagi Ukraina.

Inggris juga menyasar 86 orang dan perusahaan lainnya dari kompleks industri militer Putin, selain mereka yang terlibat dalam industri energi, logam, dan perkapalan.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyatakan Eropa juga akan membatasi penjualan berlian dari Rusia.

Rusia menyatakan siap menggunakan senjata nuklir untuk melindungi "keutuhan wilayah" negaranya jika terpaksa.

Baca Juga: Menkominfo Apresiasi Fasilitas di Media Center KTT ASEAN ke-42

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan memilih Hiroshima sebagai lokasi KTT untuk fokus memperhatikan pengawasan  senjata.

AS akan menambahkan 70 entitas dalam daftar hitam ekspor negara ini dan memperluas kewenangan sanksi kepada 300 entitas, selain juga terhadap sektor-sektor baru ekonomi Rusia.

"Anda akan mendengarkan pernyataan tegas mengenai kesatuan, kekuatan, dan komitmen sebagai respons kami terhadap perang akibat agresi Rusia," kata pejabat itu.

"Anda akan menyaksikan langkah-langkah baru yang secara ekonomi akan mengisolasi Rusia dan melemahkan kemampuannya dalam berperang."

Tujuan sanksi ini adalah menutup peluang sejumlah barang dari negara-negara Eropa, Asia dan Timur Tengah, mendapatkan celah yang bisa digunakan Rusia untuk berperang, mengurangi ketergantungan kepada ekspor energi Rusia, dan memutus akses Rusia ke sistem keuangan internasional.

Kemudian selain Ukraina, dalam pertemuan KTT G 7, emimpin Jepang dan Prancis pada Jumat sepakat untuk mempererat kerja sama bilateral dalam bidang keamanan dan ekonomi dan bekerja sama dalam isu-isu yang berhubungan dengan China.

Langkah penguatan kerja sama itu diambil oleh Jepang dan Prancis saat pengaruh militer dan ekonomi China semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam pembicaraan di Hiroshima, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa mereka akan terus menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina sambil dengan kuat mendukung Kiev, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Pembicaraan bilateral tersebut berlangsung di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang barat, yang dimulai pada hari yang sama.

Baca Juga: Biden dan Bolsonaro Akan Adakan Pertemuan Pribadi di KTT Amerika

Cara G7 dalam menyikapi China akan menjadi agenda utama dalam KTT tersebut.

Pertemuan itu terjadi setelah Macron menimbulkan kontroversi karena menyerukan Eropa untuk tidak jadi "pengikut" baik Amerika Serikat atau China, memperingatkan agar tidak terseret ke dalam krisis atas Taiwan di tengah persaingan kedua negara, dalam wawancara media pada bulan lalu.

China yang dipimpin komunis menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahannya sendiri itu, sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan daratan China daratan, dan telah meningkatkan tekanan militer terhadap pulau itu.

Pada kesempatan itu, Kishida dan Macron berjanji akan mempromosikan kerja sama di bidang dunia maya dan luar angkasa, energi nuklir sipil, dan dalam mendukung perusahaan rintisan, seperti dengan mengirim 100 pengusaha Jepang ke Prancis selama lima tahun ke depan, kata Kemenlu Jepang.

Sebelumnya pada hari yang sama, Kishida bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya sepakat untuk lebih memperluas kerja sama dalam keamanan ekonomi dan bidang lainnya, membangun hasil dari pembicaraan pertama antarpemerintahyang melibatkan para pemimpin dan menteri utama kedua negara di Tokyo pada Maret, kata kementerian tersebut.

Dengan Kishida dan Scholz menjadi presiden G7 tahun ini dan tahun lalu, perdana menteri Jepang tersebut mengatakan bahwa dia berharap dapat bekerja sama dengan pemimpin Jerman untuk mengarahkan diskusi kelompok ke arah pemeliharaan dan penguatan tatanan internasional berdasarkan aturan hukum.

Kedua pemimpin secara khusus sepakat mengenai pentingnya menyelaraskan diri dengan negara-negara "Global Selatan" yang baru bangkit dan berkembang. Banyak dari negara tersebut yang tidak memihak Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya dalam perihal perang Rusia di Ukraina.

Selanjutnya, menurut Kemenlu Jepang, Kishida juga bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan mereka menyambut "kemajuan yang stabil" dari rencana aksi kedua negara untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga: Kebahagiaan Muncul Setelah Acara KTT G20 di Bali, Apa Saja?

Pada Oktober 2022, rencana aksi yang diumumkan kedua negara juga termasuk peluncuran negosiasi tentang penandatanganan perjanjian bilateral untuk berbagi intelijen keamanan yang harus dicapai "sesegera mungkin."

Pada Kamis, 18 Mei 2023 Kishida mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x