Meta Tutup Jaringan Akun Palsu Yang Menyamar Sebagai Keluarga Militer Amerika Serikat Dan Aktivis Anti Perang

15 Februari 2024, 18:07 WIB
Ilustrasi Meta. /Reuters/Dado Ruvic/

KILAS KLATEN – Meta baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menutup sebuah jaringan akun palsu yang berpura-pura sebagai keluarga militer Amerika Serikat (AS) dan aktivis anti-perang.

Dalam laporan terbaru mereka mengenai perilaku otentikasi yang disinkronkan (CIB), Meta menjelaskan bahwa jaringan akun palsu ini berasal dari China dan ditujukan kepada audiens Amerika Serikat.

Menurut Meta, jaringan akun palsu ini terdiri dari 33 akun Facebook, empat profil Instagram, enam halaman, dan enam grup di Facebook.

Para peneliti Meta menemukan bahwa akun-akun tersebut memposting konten yang berkaitan dengan kapal induk Amerika Serikat dan topik "militer" lainnya, serta melakukan kritik terhadap kebijakan luar negeri AS terhadap Taiwan, Israel, dan dukungannya terhadap Ukraina.

Baca Juga: Meta Sedang Menguji Fitur Topik Trending Di Threads Yang Akan Muncul Di Feed Dan Pencarian

Selain itu, jaringan ini juga menggunakan platform lain seperti YouTube dan Medium untuk menyebarkan pesan mereka.

Mereka bahkan membagikan petisi daring yang mengklaim ditulis oleh orang Amerika untuk mengkritik dukungan AS terhadap Taiwan.

Meskipun Meta menyebutkan bahwa akun-akun palsu ini berasal dari China, namun tidak ada keterangan tentang entitas atau kelompok tertentu yang terlibat dalam upaya ini.

Ben Nimmo, pemimpin intelijen ancaman global Meta, mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan signifikan dalam operasi pengaruh berbasis China dalam setahun terakhir.

Meskipun Meta telah berhasil menutup sejumlah jaringan CIB yang berasal dari China sejak 2017, namun enam dari jaringan tersebut baru ditutup dalam setahun terakhir.

Dalam dua kasus terakhir, Meta menemukan bahwa akun-akun palsu tersebut tidak berhasil menyebarkan pesan mereka.

Baca Juga: Mengenal SideQuest untuk Meta Quest, Apa itu dan Apakah Pengguna Harus Menggunakannya?

Jaringan terbaru ini hanya mencapai sekitar 3.000 akun Facebook, dan dua halaman Instagram bahkan tidak memiliki pengikut saat ditemukan.

Meskipun demikian, Meta mengingatkan bahwa upaya-upaya semacam ini kemungkinan akan terus berlanjut menjelang pemilihan 2024.

Mereka juga menyarankan agar orang-orang dengan audiens besar berhati-hati dalam membagikan informasi yang belum terverifikasi, terutama jika informasi tersebut berasal dari sumber yang meragukan.

Menurut Meta, pembuat opini terkemuka sering menjadi target yang menarik bagi jaringan CIB, dan mereka sebaiknya memeriksa keaslian informasi sebelum memperbesar atau menyebarkan informasi tersebut kepada publik.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Engadget

Tags

Terkini

Terpopuler