Larang Keras Miras dan LGBT Pada Piala Dunia 2022, FIFA Bela Qatar Menyebut Negara Barat Munafik

- 21 November 2022, 11:12 WIB
Larang Keras Miras dan LGBT Pada Piala Dunia 2022, FIFA Bela Qatar Menyebut Negara Barat Munafik
Larang Keras Miras dan LGBT Pada Piala Dunia 2022, FIFA Bela Qatar Menyebut Negara Barat Munafik /
KILAS KLATEN - Piala Dunia Qatar yang akan berlangsung dari tanggal 20 November-18 Desember 2022 resmi dibuka.
 
Namun tidak bisa dipungkiri sejak negara timur tengah tersebut resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 tidak luput dari kontroversi.
 
Salah satunya adalah karena larangan peredaran minuman keras sepanjang pertandingan Piala Dunia di Qatar.
 
Bukan hanya itu, Qatar juga memberlakukan larangan untuk para kaum LGBT untuk menonton langsung pertandingan di stadion.
 
Menyikapi hal ini banyak negara-negara barat yang protes dan menganggap Qatar sebagai negara diskriminatif  terutama kepada kelompok LGBT.
 
 
Beberapa hari jelang pembukaan Piala Dunia Presiden FIFA Gianni Infantino angkat bicara terkait dengan kritikan dan tudingan media barat tersebut.
 
Gianni menyampaikan bahwa negara barat munafik karena melontarkan sejumlah kritik  kepada Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022.
 
"Kita semua telah mendapat banyak pelajaran (konotasi negatif) dari negara Eropa dan Barat. Saya orang Eropa. Untuk apa yang telah kami lakukan selama 3.000 tahun di seluruh dunia, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum memberi pelajaran moral," ujar Infantino dikutip dari The Guardian.
 
"Saya kesulitan memahami kritik. Kita semua harus berinvestasi dalam membantu orang-orang ini, memberi pendidikan, masa depan, dan lebih banyak harapan untuk mereka," sambung Infantino.
 
Sebelumnya negara negara Eropa menuding Qatar melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia saat mempersiapkan penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
 
 
Sekitar 6500 pekerja migran asal India, Pakistan, Nepal dan Sri Lanka dilaporkan meninggal dunia  saat pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022.
 
Dan berbagai tuduhan lainya juga ditujukan kepada Qatar seperti upah pekerja yang rendah dan tidak manusiawi.
 
Qatar memberikan bantahan terkait dengan tudingan tersebut dan menganggap tidak sesuai fakta di lapangan.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x