Dua Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Baltimore AS

- 3 Juli 2023, 10:23 WIB
Suasana di lokasi penembakan massal di Baltimore, AS, 2 Juli 2023/Reuters
Suasana di lokasi penembakan massal di Baltimore, AS, 2 Juli 2023/Reuters /

KILAS KLATEN - Penembakan masal yang terjadi di sebuah permukiman tepatnya di Baltimore, AS, pada Minggu, 2 Juli 2023 pagi, menurut kepolisian setempat menyebabkan dua orang tewas dan 28 lainnya luka-luka.

Menurut pihak kepolisian setempat mengatakan, tiga korban yang terluka berada dalam kondisi kritis dalam insiden yang terjadi di blok 800 Gretna Avenue, Brooklyn, Baltimore, selepas tengah malam.

Kemudian dua korban tewas adalah seorang perempuan berusia 18 tahun dan seorang pria berusia 20 tahun.

Perempuan itu menurut polisi tewas di tempat kejadian dan korban lainnya meninggal di rumah sakit.

Sembilan orang dilarikan ke sejumlah rumah sakit setempat, sedangkan 20 lainnya mendatangi rumah-rumah sakit terdekat, kata polisi.

Unit gawat darurat RS Medstar Harbor menangani 19 pasien pada Minggu, 2 Juli 2023 pagi, semuanya mengalami luka tembak dengan tingkat keparahan berbeda-beda setelah penembakan itu, kata MedStar Health Baltimore kepada Reuters melalui surel.

"Sembilan pasien kritis sudah stabil dan dipindahkan ke pusat trauma di Baltimore," kata mereka.

Baca Juga: China dan Berbagai Negara PBB ASEAN Lakukan Negosiasi FTA Versi 3.0

Polisi mengatakan pada Minggu sekitar pukul 12:35 dini hari petugas menanggapi laporan tentang penembakan di blok 800 Gretna Court.

Ratusan orang berkumpul di kawasan tersebut untuk mengikuti perayaan "Hari Brooklyn", kata seorang saksi kepada stasiun TV Fox 45.

Dia menambahkan bahwa orang-orang mendengar 20-30 kali suara tembakan.

Belum ada informasi tentang tersangka atau motifnya, tetapi para penyelidik sedang "mengolah tempat kejadian yang luas", kata CNN yang mengutip Kepala Kepolisian Baltimore, Richard Worley.

Sementara itu AS juga mencatat rata-rata lima kasus penembakan massal pada setiap perayaan Hari Kemerdekaan selama satu dekade terakhir, lebih banyak dibandingkan hari-hari lainnya dalam setahun, demikian dilansir USA Today pada bulan Juni kemarin.

Pada saat itu, terjadi 50 lebih insiden penembakan dengan empat atau lebih orang tertembak analisis atas data Arsip Kekerasan Senjata oleh peneliti James Alan Fox dari Northeastern University di Boston.

Baca Juga: Menakjubkan! James Cameron Pernah Turun ke Titanic dan Palung Mariana

"Liburan tahun ini tiba di saat bangsa ini bergulat dengan tingkat kekerasan dengan senjata api yang meningkat secara historis, yang melonjak selama pandemi virus corona," sebut laporan itu.

"Tujuh dari 10 orang Amerika mengatakan aksi kejahatan di AS 'tidak terkendali," demikian jajak pendapat USA TODAY/Suffolk University terhadap 1.000 penduduk pada Juni."***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah