"Kesulitannya adalah mempelajari bagaimana cara menahan dan mengurung plasma super panas di dalam medan elektromagnetik," kata Direktur Keuangan Pulsar, James Lambert, dalam sebuah pernyataan. "Plasma berperilaku seperti sistem cuaca yang sangat sulit diprediksi dengan teknik konvensional."
Baca Juga: NASA Habiskan $45 Juta Untuk Ratusan Teknologi Luar Angkasa
Perusahaan ini telah memulai pembangunan ruang reaksi di Bletchley, Inggris. Perusahaan ini bekerja sama dengan Princeton Satellite Systems yang berbasis di New Jersey untuk menggunakan simulasi superkomputer untuk lebih memahami bagaimana plasma akan berperilaku di bawah kurungan elektromagnetik.
Keduanya juga akan memodelkan bagaimana perilaku plasma saat keluar dari mesin roket, dan data tersebut akan membantu menginformasikan desain mesin roket Pulsar. Langkah selanjutnya adalah demonstrasi di orbit, di mana perusahaan akan mencoba menjalankan sistem pendorong bertenaga fusi nuklir di ruang angkasa untuk pertama kalinya.
"Jika kita akan meninggalkan tata surya kita dalam masa hidup manusia, tidak ada teknologi lain yang kita ketahui yang dapat melakukannya," kata Dinan.***