Sentimen Anti-Jepang Meningkat di China Usai Pembuangan Air Radioaktif PLTN

- 28 Agustus 2023, 14:46 WIB
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik, di kota Okuma, provinsi Fukushima, Jepang , Kamis (24/8/2023). ANTARA FOTO/Kyodo via Reuters/hp.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik, di kota Okuma, provinsi Fukushima, Jepang , Kamis (24/8/2023). ANTARA FOTO/Kyodo via Reuters/hp. /

Jepang telah menerima sejumlah panggilan telepon yang mengganggu sejak pelepasan air Fukushima dimulai.

Tokyo menuntut Beijing mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi tersebut.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan kepada Kedutaan Besar China di Tokyo pada Sabtu bahwa panggilan telepon yang mengganggu tersebut “sangat disesalkan” dan “mengkhawatirkan.”

Pernyataan tersebut disampaikan dalam siaran persnya, "Kami meminta Pemerintah China mengambil tindakan yang tepat, seperti dengan meminta masyarakat untuk bereaksi dengan tenang."

Sebuah pusat kebudayaan di daerah Edogawa di Tokyo dibanjiri panggilan telepon dari nomor dengan kode negara China, 86, yang berisi pesan dalam bahasa Jepang yang mengatakan "jangan membuang" air ke laut.

Panggilan telepon semacam itu, yang juga dilakukan dalam bahasa Mandarin dan Inggris, telah dilaporkan sejak pelepasan air dimulai, kata kantor pemerintah setempat.

Menurut sumber-sumber Pemerintah Jepang, seruan serupa juga telah dilakukan ke institusi medis dan restoran.

Baca Juga: BRIN Siapkan Strategi Energi Nuklir untuk Kurangi Polusi Udara

Kedutaan Besar Jepang di Beijing telah memperingatkan melalui platform media sosial China, Weibo, bahwa panggilan telepon yang mengganggu tersebut dapat disebut sebagai "aksi kriminal" karena panggilan yang ditujukan kepada fasilitas komersial dapat mengakibatkan gangguan ekonomi, sedangkan panggilan yang ditujukan ke rumah sakit dapat membahayakan nyawa.

Kedutaan telah meminta warga negara Jepang di China untuk tidak berbicara bahasa Jepang dengan suara keras dan bertindak hati-hati.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah