Kilas Klaten – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (4/11) mendisiplinkan seorang anggota junior kabinetnya yang tampaknya menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel untuk melakukan serangan nuklir ke Gaza, di mana perang dengan Hamas menimbulkan korban sipil Palestina yang terus meningkat.
Kantor Netanyahu mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa menteri yang bersangkutan, Menteri Pertahanan Amihay Eliyahu, dari partai sayap kanan dalam pemerintahan koalisi, telah diskors dari rapat-rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Ditanya dalam sebuah wawancara radio tentang opsi nuklir hipotetis, Eliyahu menjawab: "Itu adalah salah satu cara." Pernyataannya mengundang kecaman dari seluruh dunia Arab, menghebohkan lembaga penyiaran Israel dan dianggap "tidak pantas" oleh seorang pejabat AS.
Baca Juga: Turki Bahas Gaza Dengan Mesir Dan Yordania, Kata Sumber Turki
Baik Eliyahu maupun pemimpin partainya tidak berada dalam forum menteri yang menjalankan perang Gaza. Mereka juga tidak memiliki pengetahuan dari dalam tentang kemampuan nuklir Israel, yang tidak diakui secara terbuka, atau wewenang untuk mengaktifkannya.
"Pernyataan Eliyahu tidak didasarkan pada kenyataan. Israel dan IDF (militer) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari melukai orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya hingga kemenangan kami," kata kantor Netanyahu.
Liga Negara-negara Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan,"Pernyataan rasis dari Menteri Israel Eliyahu sangat mengejutkan. Dia tidak hanya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir, tapi dia juga menegaskan realitas pandangan rasis Israel terhadap rakyat Palestina."