Tiongkok Larang Penggunaan Prosesor Intel Dan AMD Dalam Komputer Pemerintah, Kenapa?

- 26 Maret 2024, 10:30 WIB
ilustrasi intel
ilustrasi intel /Bruno /Germany//Pixabay.com

KILAS KLATEN – Menurut laporan terbaru dari Financial Times, Tiongkok telah mengumumkan kebijakan baru yang melarang penggunaan prosesor dari Intel dan AMD dalam komputer dan server pemerintah.

Langkah ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan perdagangan teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Aturan baru yang diberlakukan oleh pemerintah Tiongkok juga mencakup larangan terhadap penggunaan sistem operasi Microsoft Windows dan produk database dari luar negeri.

Sebagai gantinya, Tiongkok akan mengutamakan solusi domestik dalam upaya untuk meningkatkan keamanan dan kontrol atas infrastruktur teknologi negara.

Baca Juga: Prosesor Gaming AMD Terbaik Dengan Anggaran Terbatas Di 2024: Cocok Untuk Bermain Game!

Kebijakan ini muncul sebagai bagian dari upaya yang lebih besar untuk memperkuat industri teknologi dalam negeri Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok telah lama berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan mendorong pengembangan industri semikonduktor domestik.

Dengan larangan ini, lembaga pemerintah di Tiongkok diwajibkan untuk menggunakan prosesor yang dianggap "aman dan dapat diandalkan" yang diproduksi secara dalam negeri sebagai pengganti prosesor Intel dan AMD.

Daftar prosesor yang disetujui mencakup 18 model, termasuk chip dari perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan Phytium.

Namun demikian, perlu dicatat bahwa Huawei dan Phytium sendiri telah dilarang di Amerika Serikat, menciptakan ketegangan tambahan dalam hubungan antara kedua negara.

Keputusan Tiongkok untuk membatasi penggunaan teknologi asing dalam sistem komputasi pemerintah juga dapat memiliki dampak besar bagi perusahaan-perusahaan Amerika seperti Intel dan AMD.

Baca Juga: AMD Luncurkan Radeon RX 7600 XT Seharga $330, Jadi Salah Satu AMD Terbaik Tahun 2024?

Tiongkok telah menjadi pasar penting bagi kedua perusahaan tersebut, dengan sekitar 27 persen dari total penjualan Intel dan 15 persen dari total pendapatan AMD berasal dari negara tersebut tahun lalu.

Langkah-langkah ini juga menambah kekhawatiran atas eskalasi lebih lanjut dalam perang perdagangan teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Tahun lalu, AS telah membatasi sejumlah perusahaan Tiongkok dari mengakses teknologi kritis, sedangkan Tiongkok juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi impor teknologi asing dalam upaya untuk meningkatkan kedaulatan teknologinya sendiri.

Dalam konteks global, ketegangan ini dapat memiliki dampak yang luas tidak hanya bagi industri teknologi, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik secara keseluruhan.

Sementara Tiongkok terus berusaha untuk memperkuat posisinya dalam arena teknologi global, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya juga harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari kebijakan-kebijakan baru ini.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Engadget


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x