Gali Ketahanan dan Kesehatan Jiwa Remaja, PKMK UGM Lakukan FGD dengan Puskesmas dan Balai Penyuluh KB Nglipar

13 Februari 2024, 19:00 WIB
Menggali Ketahanan Pangan, Gizi, dan Kesehatan Jiwa Remaja: PKMK UGM Melakukan FGD dengan Puskesmas dan Balai Penyuluh KB Kapanewon Nglipar /Awaludin/Kilas Klaten

 

KILAS KLATEN - Senin, 12 Februari 2024, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.

Kegiatan ini menyoroti tema Ketahanan Pangan, Gizi, dan Kesehatan Jiwa Remaja sepanjang perjalanan pandemi COVID-19 di Indonesia. Topik ini sangat relevan dalam menanggapi tantangan seputar kesehatan dan kesejahteraan remaja, khususnya terkait masalah gizi, ketahanan pangan, dan kesehatan jiwa.

Dalam dinamika global, perhatian terhadap ketahanan pangan, gizi, dan kesehatan jiwa remaja di Indonesia semakin mendesak, terutama dengan dampak pandemi COVID-19. Eksplorasi menyeluruh diperlukan untuk memahami perubahan kesehatan remaja sebelum, selama, dan setelah pandemi.

Sebelumnya, Indonesia menghadapi tantangan ketahanan pangan dan gizi remaja, yang semakin kompleks selama pandemi dengan keterbatasan akses dan perubahan pola makan. Kesehatan jiwa remaja juga semakin rentan akibat isolasi sosial dan ketidakpastian masa depan.

Menuju masa pemulihan pasca-pandemi, perlu langkah-langkah konkret untuk mendukung kesehatan remaja, termasuk penguatan sistem pangan, edukasi gizi yang mudah diakses, dan peningkatan layanan kesehatan jiwa.

Baca Juga: Peneliti UGM Sebut Wolbachia Aman Bagi Masyarakat Maupun Lingkungan, Simak Ulasannya

Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Kepala Puskesmas Nglipar 1 dr. Devi Wardoyo, Bidang Promosi Kesehatan Eva Kristiani, S.KM, Bidang Program Gizi Hanik Purwaningsih, S,Gz, dan Bidan desa Lina Kurniawati, Amd, Keb. Sementara peserta dari Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) Kapanewon Nglipar di hadiri oleh Fatimah selaku penyuluh KB.

Sementara itu, Panewu Nglipar
Sustiwiningsih, S.TP menyambut baik diadakannya FGD ini, berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menangani berbagai permasalahan kesehatan remaja.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari ketua peneliti, Muhammad Asrullah, Ph.D, yang menjelaskan mengenai tujuan FGD, dan pentingnya perhatian terhadap kesehatan dan kesejahteraan remaja dalam pembangunan wilayah.

Selanjutnya, narasumber dari puskesmas Nglipar 1 memberikan paparan mengenai kondisi kesehatan remaja di wilayah tersebut, menyoroti masalah-masalah utama yang perlu ditangani, seperti kurangnya pola makan sehat, akses terhadap pangan bergizi, serta gangguan kesehatan jiwa.

Kegiatan ini dilakukan melalui teknik “World Cafe” yang memberikan kesempatan seluruh narasumber untuk berpartisipasi aktif.

Setelah pemaparan dari narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh salah satu tim peneliti Nida Adzilah Auliani S.Gz.

Baca Juga: Peneliti UGM Mengklaim Telah Mendeteksi Peringatan Sebelum Gempa Magnitudo 5,6 Terjadi di Cianjur

Dalam diskusi para narasumber membahas tantangan konkret yang dihadapi remaja dalam menjaga kesehatan gizi, termasuk faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi akses mereka terhadap pangan bergizi. Salah satunya adalah pemeriksaan status anemia dan tablet tambah darah.

Pemeriksaan Hb telah dilakukan di sekolah dan di remaja posyandu, dengan harapan remaja bisa memiliki kesadaran terkait bahaya anemia. Selain itu, distribusi tablet tambah darah dilakukan ke seluruh 14 sekolah di wilayah puskesmas Nglipar 1, akan tetapi untuk memastikan apakah dikonsumsi, itu masih menjadi kendala.

Kepala puskesmas Nglipar 1, dr. Devi Wardoyo, sebagai salah satu narasumber utama, menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pihak puskesmas dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja tentang pentingnya kesehatan gizi, melalui program-program edukasi dan sosialisasi yang terintegrasi dengan komunitas, terutama komunitas sekolah.

Di Kapanewon Nglipar, Saka Bakti Husada (SBH) adalah salah satu contoh perpanjangan dari puskesmas di sekolah menengah kejuruan, berperan sebagai kader Kesehatan sebaya yang bisa memberikan penyuluhan ke teman sebaya, Ujarnya menambahkan.

Selain itu, penanggung jawab promosi kesehatan, gizi, dan penyuluh KB juga memberikan masukan mengenai pentingnya pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan remaja, yang meliputi aspek gizi, pangan, serta kesehatan jiwa. Semua pihak menyoroti perlunya kerjasama lintas sektor dalam menyediakan lingkungan yang mendukung bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

FGD ini berjalan dengan lancar dan berhasil menciptakan ruang bagi informan untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan remaja di wilayah Kecamatan Nglipar.

Baca Juga: Covid-19 Naik Lagi, Tetangga RI Imbau Pakai Masker Lagi!

Selanjutnya, hasil dari FGD ini akan dikumpulkan, dianalisis secara kolektif dengan kegiatan lainnya, kemudian akan disampaikan pada kegiatan diseminasi di level Kabupaten Gunungkidul.

Untuk itu, Kolaborasi lintas sektor termasuk pendidikan, kesehatan, dan pemerintah, menjadi kunci dalam memberikan solusi holistik untuk mendukung kesejahteraan remaja di Indonesia.

FGD ini di akhiri dengan sesi foto bersama antara Tim PKMK UGM dengan peserta yang hadir.

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Tags

Terkini

Terpopuler