Tingkat Kematian Gagal Ginjal Anak Hingga 50 Persen, Satu Dari Dua Pasien Meninggal

- 22 Oktober 2022, 12:40 WIB
Menteri Kesehatan Budi Sadikin. Tingkat Kematian Gagal Ginjal Anak Hingga 50 Persen, Satu Dari Dua Pasien Meninggal
Menteri Kesehatan Budi Sadikin. Tingkat Kematian Gagal Ginjal Anak Hingga 50 Persen, Satu Dari Dua Pasien Meninggal /Setkab.go.id/

KILAS KLATEN - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan tingkat kematian pasien gagal ginjal pada anak mencapai 50 persen.

Sebanyak 241 kasus pasien gagal ginjal akut pada anak, 133 diantaranya meninggal dunia.
 
Dengan jumlah kematian tersebut persentase kematian menyentuh angka 50 persen.
 
Seperti dilansir oleh Kilas Klaten dari akun Instagram pandemic talks, itu artinya satu dari dua pasien gagal ginjal akut pada anak meninggal dunia.
 
Sebelumnya Kemenkes menghimbau kepada orang tua jangan panik namun tetap waspada dengan kejadian luar biasa ini.
 
“Kasusnya meningkat sejak Agustus 2022. Memang kasus gagal ginjal pada situasi normal terjadi tidak pernah tinggi, sebulan biasanya satu hingga lima kasus, tapi kami lihat di Agustus, naik 36 kasus,” jelas Budi pada konferensi pers, Jumat 21 Oktober 2022.
 
 
Kemenkes merilis beberapa data terkait dengan jumlah pasien gagal ginjal akut pada anak.
 
Per tanggal 21, Oktober 2022 pasien terbanyak terdapat pada provinsi DKI Jakarta, yakni sebanyak 57 Pasien.
 
28 Pasien meninggal dunia, 22 masih dalam proses pengobatan, dan 7 pasien sembuh.
 
Sementara Provinsi Jawa Barat berada di posisi kedua terkait dengan jumlah pasien gagal ginjal akut pada anak.
 
17 Pasien meninggal dunia, 13 dalam proses pengobatan  dan 3 dinyatakan sembuh.
 
gagal ginjal
 
Berdasarkan pernyataan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, gejala paling dominan gagal ginjal akut pada anak adalah  demam, mual, kehilangan nafsu makan, dan anuria atau volume urine yang sedikit.
 
Pemerintah masih terus melakukan penyelidikan terkait dengan gagal ginjal misterius pada anak, dan sudah melarang peredaran beberapa sirop obat yang diduga sebagai pemicu penyakit mengerikan ini.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Pandemic Talks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x