Menkes: Obat Fomepizole Berikan Dampak Positif Bagi Penderita Gagal Ginjal Akut

- 25 Oktober 2022, 09:45 WIB
Ilustrasi - Menkes: Obat Fomepizole Berikan Dampak Positif Bagi Penderita Ginjal Akut
Ilustrasi - Menkes: Obat Fomepizole Berikan Dampak Positif Bagi Penderita Ginjal Akut /Sumber: Pixabay
KILAS KLATEN – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah mendatangkan obat Fomepizole dari Singapura dan diuji coba kepada sepuluh dari 11 pasien penderita gagal ginjal akut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
 
Hasilnya dari obat Fomepizple tersebut kondisi pasien membaik, sebagian stabil.
 
Dikatakan Budi, pasien yang semula tidak dapat buang air kecil, bahkan dengan cuci darah tidak memberikan perbaikan, tapi setelah diberi obat tersebut mulai bisa membaik sedikit demi sedikit.
 
“Selanjutnya, obat serupa akan didatangkan dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi, lanjut Budi.
 
“Obatnya kita memang enggak punya, kita kemarin datengin dari Singapura. Saya sudah kontak teman saya, Menteri Kesehatan Singapura dan Australia. Kita mau bawa 200 vial dulu, karena satu vial bisa buat satu orang ” Tuturnya dalam Konferensi Pers pada hari Jumat, 21 Oktober 2022 lalu.
 
 
Budi juga mengungkapkan bahwa satu vial ini dapat dilakukan berapa kali injeksi.
Adapun obat penawar tersebut adalah antidotnya fomepizole. Harga 200 vial obat tersebut senilai Rp 16 juta. 
 
Namun, pemerintah akan memberikan secara gratis kepada pasien.
 
Ia berharap dengan adanya obat penawar tersebut dapat menurunkan angka kematian pasien gangguan ginjal akut. Apalagi, rata-rata pasien gangguan ginjal ini merupakan balita usia di bawah 5 tahun.
 
"Mudah-mudahan dengan pembelian obat ini yang sudah diuji coba hari ketiga di RSCM bisa menurunkan angka kematian. Selain kita cegah sumber penyakitnya, kita juga melakukan terapi dari sisi obat-obatan,” ucapnya.
 
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data per 21 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak sebanyak 241 kasus di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55% dari jumlah kasus.
 
 
Sebagai informasi, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal mencapai 245 kasus di 26 provinsi per tanggal 23 Oktober 2022.
 
Angka ini meningkat dari total 241 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Jumat, 21 Oktober 2022 lalu.
 
Begitu pula dengan angka kematian yang saat ini mencapai 141 anak atau 57,6 persen. Jumlahnya pun meningkat dari yang sebelumnya dilaporkan mencapai 133 anak.
 
Kasus ini merupakan angka kumulatif dari bulan Januari 2022, yang melonjak sejak Agustus 2022. 
 
Penderitanya masih didominasi oleh balita, dengan rincian 25 kasus diderita oleh anak-anak berusia kurang dari 1 tahun, 161 kasus diderita oleh anak usia 1-5 tahun, 35 kasus diderita oleh anak usia 6-10 tahun, dan 24 kasus diderita oleh anak usia 11-18 tahun.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x