Kumpulan Puisi untuk Memperingati Hari Guru Nasional

22 November 2022, 18:20 WIB
Kumpulan Puisi untuk Memperingati Hari Guru Nasional /pixabay/sasint

KILAS KLATEN - Di Indonesia 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional  Ini merupakan salah satu momen bagi masyarakat Indonesia untuk kembali mengingat peran dan jasa guru di Indonesia.

Peringatan Hari Guru Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional Maka, sejak 25 November 1995 di Indonesia selalu diperingati Hari Guru Nasional, sebagai bentuk penghargaan serta penghormatan bagi pengabdian dan jasa para guru yang melayani kebutuhan pendidikan di Indonesia

Banyak hal yang dapat di lakukan untuk memperingati Hari Guru Nasional salah satunya adalah dengan mengucapkan Hari Guru Nasional melalui bait bait puisi.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Hari Guru Nasional dan Bagaimana Merayakannya

Berikut adalah beberapa puisi yang cocok untuk memperingati hari guru Nasional

  1. Terimakasih Guru karya Chairil Anwar

Terima kasih, guru 
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin,
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu Berpengetahuan, pemahaman yang dalam Berpikir dengan hati dan juga kepala Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi dan bakat Untuk meyakinkan masa depan yang cerah Pada kita semua.

Terima kasih, guru 
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

Baca Juga: Diperingati Setiap Tanggal 25 November, Berikut Sejarah dan Tema Hari Guru Nasional 2022

  1. Guruku karya Mustofa Basri

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya

Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar

Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu

Karena tak tahu harga guru

Ataukah kini aku tak tahu

Menghargai guru?

  1. Puisi Guru  Karya: W.S. Rendra

Murid mengobel kentit ibu gurunya
Bagaimana bisa itu mungkin
Itu mungkin.

Sebab tak ada patokan untuk apa saja
Semua boleh
Semua tak boleh.

Tergantung pada cuaca
Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja
Tergantung pasa kuk-kuk garuda dalam mengatur kata

Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang
Ibu guru ingin hiburan juga cahaya
Ibu guru ingin atap rumahnya tak bocor
Ibu guru pula jaminan pil penenang,

Tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan dokter
Maka berkatalah dia kepada murid-muridnya
“Kita bisa mengubah keadaan.

Anak-anak akan lulur ujian kelas,
Terpandang diantara tetangga,
Boleh dibanggakan pada kakak mereka.

Soalnya adalah tentang kerjasama antara kita.
Jangan sampai kerjaku terganggu,
Sebab atap bocor.”

Dan papa-papa semuanya senang
Di pegang-pegang tangan ibu guru,
Dimasukkan duit dalam genggaman,

Serta sambil lalu,
Dalam suasana persahabatan,
Teteknya disinggung dengan siku.

Demikian murid-murid mengintip semua ini.
Itulah ajaran tentang perundingan,
Perdamaian, juga santainya kehidupan.

Ibu guru berkata
“Kemajuan akan berjalan lancar.
Kita harus menguasai mesin industri.

Kita harus maju seperti Jepang, Amerika, Jerman
Sekarang keluarkanlah daftar logaritma.”

Murid-muridpun tertawa,
Dan mengeluarkan rokok mereka.
“Karena mengingat kesopanan,
Jangan kalian merokok.

Kelas adalah ruang tuk belajar
Dan sekarang daftar logaritma!”
Murid-muridpun tertawa dan berkata
“Kami tak suka daftar logaritma.

Tak ada gunanya!”
“Kalian tak ingin maju?”
“Kemajuan bukan soal algaritma,
Namun adalah soal perundingan.”

“Jadi, apa yang kalian inginkan?”
“Kami tak ingin apa-apa.

Kami sudah punya semuanya.”
“Kalian ngacau!”

“Kami tak mengacau
Kami tak berpolitik
Kami merokok dengan santai

Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:
Santai, tanpa politik berunding dengan Cina
Berunding dengan Jepang
Mencipta suasana girang.

Dan di saat ada pemilu,
Kami membantu keamanan,
Meredakan partai-partai.”
Murid-murid tertawa

Mereka menguasai perundingan
Ahli lobbying
Paham akan gelagat
Pandai mengikuti keadaan

Mereka duduk di kantin,
Minum sitrun,
Menghindari ulang sejarah.

Mereka tertidur di bangku kelas,
Yang telah mereka bayar sama mahal
Seperti sewa kamar hotel.

Sekolah adalah pergaulan,
Yang ditentukan oleh mode.
Yang dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.

Dan bila ibu guru berkata:
“Keluarkan daftar logaritma!”
Murid-murid pun tertawa
Dan di dalam suasana persahabatan,
Mereka mengomel ibu guru mereka

Baca Juga: Contoh Pidato Singkat tentang Peringatan Hari Guru

Itulah beberapa puisi dari beberapa penyair terkenal yang bertemakan tentang guru, selain dengan mengungkapkan hari guru dalam bentuk bait puisi anda juga dapat merayakan hari guru dengan mengunggah twibbon yang bertemakan hari guru nasional.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Tags

Terkini

Terpopuler