BMKG: Gempa di Cianjur Diprediksi Alami Penurunan

23 November 2022, 10:56 WIB
BMKG: Gempa di Cianjur Diprediksi Alami Penurunan // Antara/Wahyu Putro A.
KILAS KLATEN - Gempa bumi yang terjadi di Cianjur bermagnitudo 5,6 pada Senin, 21 November 2022 lalu, hingga Selasa, 22 November 2022 kemarin, pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, gempa susulan di Cianjur dilaporkan sudah terjadi sebanyak 145 kali.
 
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan dalam empat hari ke depan intensitas gempa di wilayah tersebut diprediksi akan menurun.
 
Prakiraan tersebut dilihat dari melemahnya kekuatan gempa susulan dalam beberapa waktu ke belakang.
 
"Nah ini yang tercatat yang paling besar gempa susulan magnitudo 4,2 dan yang paling kecil 1,2. Sehingga BMKG memperhitungkan kurang lebih empat hari lagi, instaallah tempat-tempat tersebut sudah makin berkurang, Insyaallah berhenti lah ya," ujarnya.
 
Baca Juga: Kisah Menyedihkan Ibu Hamil 9 Bulan Jadi Korban Gempa Bumi Cianjur: Lagi Sholat Engga Bisa Lari
 
Meski dilihat dari datanya sudah ratusan kali terjadi gempa susulan, Dwikorita menuturkan tidak semua gempa dapat dirasakan masyarakat dan hanya bisa terdeteksi alat khusus.
 
Oleh karena itu Dwikorita menuturkan masyarakat tak perlu cemas dan lebih baik mengantisipasi bencana-bencana susulan lainnya seperti tanah longsor dan banjir bandang.
 
Hal ini mengingat dalam beberapa hari ke depan puncak musim hujan akan segera datang.
 
Gempa pertama yang berkekuatan magnitudo 5,6 dengan pusatnya berjarak 9,65 kilometer dari barat daya Cianjur atau 16,8 kilometer timur laut Sukabumi serta memiliki kedalaman 10 kilometer.
 
Guncangan yang terjadi akibat gempa bumi ini menimbulkan kerusakan dan korban jiwa dengan rincian 268 meninggal, 1.083 luka-luka, dan 151 hilang.
 
Baca Juga: Kisah Menyedihkan Ibu Hamil 9 Bulan Jadi Korban Gempa Bumi Cianjur: Lagi Sholat Engga Bisa Lari
 
Meski begitu, usai dua hari berturut-turut Cianjur di bawah ancaman gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya memberi kabar baik.
 
"Banyak titik longsor material-material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas, dan apabila hujan turun terus-menerus akhirnya bendung air hujan yang terbentuk itu mendesak onggokan tanah longsor, akhirnya jebol sebagai banjir bandang," katanya.
 
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono juga mengatakan kondisi Cianjur diprediksi akan segera kembali aman.
 
"Jadi memang terjadi peluruhan, itu sudah nyata, dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali," ucapnya.
 
Diketahui, Pemerintah Indonesia turut memberikan bantuan berupa uang tunai untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat  gempa.
 
Baca Juga: Tak Hanya Cianjur, Pada 21 November Kepulauan Yapen juga Diguncang Gempa
 
Nominal bantuan uang tunai tersebut akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan masing-masing rumah yang terdampak gempa Cianjur.
 
Ada tiga tingkatan kerusakan dengan nominal bantuan yang berbeda-beda dengan rincian sebagaimana berikut ini;
 
1. Rusak berat: Bantuan uang tunai sebesar Rp50 juta.
 
2. Rusak sedang: Bantuan uang tunai sebesar Rp25 juta.
 
3. Rusak ringan: Bantuan uang tunai sebesar Rp10 juta.
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa nantinya pembangunan kembali rumah-rumah yang terdampak gempa itu akan memakai standar bangunan anti gempa. 
 
Baca Juga: Ternyata Disini Pusat Gempa Bumi Cianjur, 3 Kota yang Berdekatan Masuk Zona Guncangan Dahsyat
 
Pasalnya, gempa yang terjadi di wilayah Cianjur merupakan gempa 20 tahunan.
 
"Tapi yang paling penting pembangun rumah-rumah yang terkena gempa bumi diwajibkan memakai standar bangunan anti gempa oleh PUPR," katanya.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler